Profil dan Biografi Buya Yahya Al-Bahjah Cirebon

Buya Yahya adalah Da’i kondang asal Cireboh yang sudah terkenal dimana-mana. Beliau merupakan pengasuh pondok Pesantren Al-Bahjah yang juga aktif di berbagai sektor usaha.

Menurut sejarah dulunya beliau merintis majelis taklim dari musholla-musholla yang jama’ahnya tidak lebih dari 20 orang. Mjelis tersebut beliau jalankan secara istiqomah hingga menjadi istana pesantren besar seperti saat ini.

1. Profil Buya Yahya

buya yahya
share4uindonesia.blogspot.com

Nama Asli         : Yahya Zainul Ma’arif
Nama Arab       : يحيى زين المعارف
Nama lain         : Buya Yahya
Tempat Lahir   : Blitar
Tanggal Lahir  : 10 Agustus 1973
Kebangsaan     : Indonesia
Agama               : Islam (Sunni)
Pasangan          : Fairuz Ar-Rahbini
Anak                  : 4
Istri                    : Umii Fairuz Ar-Rahbini
Orang tua         : Jamzuri

2. Biografi Pendidikan Buya Yahya

Buya Yahya menyelsaikan SD-SMP di kota kelahiran, kemudian beliau menempuh pendidikan di Madrasah Diniyah yang dipimpin oleh KH. Sholeh Imron Mahbub, Blitar.

Selesai di Blitar dilanjutkan ke Bangil Pasuruan di Pesantren Darullughah Wadda’wah, di bawah asuhan Al Murobbi Al Habib Hasan Bin Ahmad Baharun tahun 1988-1993. Sebagai masa khidmatnya beliau juga mengajar di sana pada tahun 1993-1996.

Pada tahun 1996 itu juga sang guru Al-Murobbi Al-Habib Hasan Baharudin mengutus Buya Yahya ke Universitas Al-Ahgaff hingga 2005.

Sembilan tahun di Yaman belajar fiqih diantaranya kepada Mufti Hadramaut Syekh Fadhol Bafadhol, Syekh Muhammad Al Khotib, Syekh Muhammad Baudhon, dan Habib Ali Masyur Bin Hafidz.

Dari Habib Salim Asy-Syathiri Buya Yahya sempat mengambil beberapa disiplin ilmu diantaranya: Fiqih, aqidah, ulummul quran, dan mustholah alhadits.

Biarpun tidak tinggal di Pesantren “Rubath” Buya Yahya selalu mendapat kesempatan untuk belajar dari Habib Salim Asy-Syathiri, sebab di pagi hari Habib Salim mengajar di kampus dan sore hari hingga malam Buya Yahya mendapatkan waktu khusus selama hampir 2 tahun untuk belajar dari beliau 4 kali dalam seminggu mulai ashar hingga isya di Rubath Tarim.

Hadits dan ilmu haditsnya di ambil dari beberapa guru diantaranya adalah Dr Ismail Kadhim Al-Aisawi dan Secara khusus Ilmu ushul fiqihnya diambil dari beberapa pakarnya diantaranya:

Syekh Muhammad Al-Hafid Assyingqithi, Syekh Muhammad Amin Assyingqiti dan Syekh Abdullah Walad Aslam Assyingqiti (semuanya adalah dari Syingqiti–Mortania yang mereka adalah para ulama dalam Madzhab Maliki) dan DR Mahmud Assulaimani dari Mesir.

Buya Yahya menimba ilmu Bahasa Arab dari Syekh Muhammad Alhafidz Assyingqiti, dengan kitab terakhir yang dikaji adalah Thurroh Uquduljuman dalam ilmu balaghoh, Thurroh Lamiyatul Af’al dalam ilmu shorof, dan Thurrof Alfiyah Ibnu Malik dalam ilmu nahwu yaitu Alfiyah Ibnu Malik dengan tambahannya menjadi 2800 nadhom.

Sedangkan ilmu fiqih perbandingan diambil dari Prof. DR. Ahmad Ali Toha Arroyyan dari Mesir, seorang alim bermadzhab Maliki.

Buya Yahya juga sempat mengajar selama 5 tahun di Yaman, di Fakultas Tarbiyah dan Dirosah Islamiah (khusus putri) dan di Markas Pendidikan Bahasa Arab Universitas Al-Ahgaff.

3. Guru-guru Buya Yahya

buya yahya
catatanislamindonesia.blogspot.com

Di antra banyak guru-guru tempat Buya Yahya menimba ilmu, ada dua murobbi atau guru yang sangat mempengaruhi pemikiran Buya Yahya.

Dua guru tersebut adalah Almurobbi Almursyid Al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun dan Almurobbi Almursyid Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun.

Almurobbi Almursyid Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun merupakan pendiri sekaligus pengasuh di pondok pesantren Darullughoh Waddakwah yang terletak di daerah Bangil, Pasuruhan, Jawa Timur.

Sedangkan Almurobbi Almursyid Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun merupakan rektor dari Universitas Al Ahgaff di negara Republik Yaman.

Selain dua guru yang sangat berpengaruh tersebut, Buya juga memiliki banyak mursid dan murobbi yang memberikan ilmu kepadanya, diantaranya adalah :

3.1. Guru Buya Yahya dari indonesia.

  • Habib Husin bin Soleh Almuhdhor, Bondowoso.
  • Habib Qosim Bin Ahmad Baharun, Bangil.
  • Habib Ahmad bin Husin Assegaf, Bangil.
  • Ust Qoimuddin Abdullah, Bangil.
  • Habib Soleh bin ahmad Alidrus, Malang.
  • Habib Abdullah Maulahailah, Malang.
  • Habib Muhammad Alhaddad, Malang.
  • Ust Nasihin, Bangil.
  • KH Imron Mahbub, Blitar dan masih banyak lagi yang lainnya.

3.2. Guru Buya Yahya dari Luar Negeri

  • Habib Idrus bin Umar Alkaf, Tarim,Yaman.
  • Syekh Fadhol Bafadhol, Tarim,Yaman.
  • Syekh Muhammad Al Khotib, Tarim,Yaman.
  • Syekh Muhammad Baudhon, Tarim, Yaman.
  • Habib Ali Masyur bin Hafidz, Tarim,Yaman.
  • DR. Ismail Kadhim Al Aisawi, Iraq.
  • Habib Salim Asysyathri Tarim,Yaman.
  • Syeh Muhammad Al Hafid Assyingqithi, Mortania.
  • Syeh Muhammad Amin Assyingqiti, Mortania.
  • Syeh Abdullah Walad Aslam Assyingqiti, Mortania .
  • DR Mahmud Assulaimani, Mesir.
  • Prof DR. Ahmad Ali Toha Arroyyan Mesir dan masih banyak lainnya.

4. Pesantren Buya Yahya Al Bahjah Cirebon

Buya Yahya membangaun Pondok Pesantren dan Lembaga Pengembangan Da’wah dengan nama Al-Bahjah yang berada di lokasi Kabupatan Cirebon, Jawa Barat sebagai pusatnya.

Pesantren Al-Bahjah mempunyai banyak kampus yang tersebar di berbagai tempat. Kampus utama Al-Bahjah bertempat di Jalan Pangeran Cakra Buana No. 179, Blok Gudang Air, Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Kampus utama ini mulai dibangun pada bulan Juni 2008.

Selain konsen pada dunia Dakwah dan Ibadah, pesantren Al-Bahjah juga ikut andil dalam membangun perekonomina Indonesia.

Terbukti, Pesantren Al-Bahjah memiliki banyak jenis usaha. Beberapa usaha yang dijalankan oleh Pesantren Al-Bahjah seperti :

Minimarket AB Mart
Al-Bahjah Tour & Travel
Sekolah Dasar Islam Qur’ani (SDIQu) Al-Bahjah
Radio_QU
dan masih banyak lagi.

Berbagai unit usaha tersebut kebanyakan dijalankan oleh para santri khusus atau yang disebut Santri Khos.

Selain bergerak pada bidang dakwah dan sosial, Santri Khos juga ikut bertugas dalam mengurus dapur umum.

Pesantren Al-Bahjah ini kenlal dengan nilai-nilai Nahdiyin. akan tetapi, pesantren Al-Bahjah bukan milik ormas NU (Nahdratul Ulama).

Yang menarik dari pesantren ini adalah setiap santri di wajibkan menggunakan bahasa Arab dalam kegiatan setiap harinya. Untuk santri yang baru masuk pesantren, diberikan waktu tiga bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan, karena budaya di Pesantren Al-Bahjah penuh dengan nilai-nilai Islam.

4.1. Asal Usul Nama Pondok Pesantren Al-Bahjah

Asal usul pemilihan Nama “Al-Bahjah” sebagai nama untuk pondok pesantren dan majelis yang di asul oleh Buya Yaha adalah lebih banyak melihat dari sisi makna indah yang terkandung di dalam nama Al-Bahjah itu sendir.

“Al-Bahjah” memiliki arti kemilau sinar atau cahaya yang memiliki harapan agar pesantren Al-Bahjah ini bisa menjadi penerang bagi umat Baginda Nabi Muhammad SAW.
Riwayat Pengsuh Pesantren Al-Bahjah (Buya Yahya)

Awal kedatangan Buya Yahya pada akhir tahun 2005 atau awal 2006 ke Cirebon yaitu untuk menjalankan amah dari gurunya yaitu Profesor Doktor Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun (Rektor Universitas Al-Ahgaff Almurobbi) untuk memimpin kegiatan persiapan pesantren untuk mahasiswa Indonesia yang hendak kuliah ke Universitas Al-Ahgaff Yaman.

Dalam melaksanakan kegiatannya, Buya Yahya menyewa ruangan di Ponpes Nuurussidiq, Tuparev-Cirebon. Hal tersebut berjalan sampai pertengahan 2006. Meskipun sudah dipercaya gurunya untuk memimpin persiapan pesantren, tapi Buya Yahya belum mendapat restu dari gurunya untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat.

Sekitar akhir tahun 2006, Buya menghadap kepada gurunya yang ada di Yaman. Mulai saat itulah, Buya diizinkan untuk berdakwah kepada masyarakat umum.

Buya Yahya memulai dakwahnya muladi dari hal-hal yang kecil. Beliau memulai dakwahnya dari musholla-musholla yang ada di Kota Cireboh.

Buya berdakwah dengan sabar dan tidak memaksakan kehendak. Karena belau tahu, bahwa dakwah ini merupakan proses hijrah yang harus dijalankan secara perlahan-lahan, sabar, dan istiqomah.

Dengan kesabaran yang dimiliki Buya dalam berdakwah. Alhamdulillah, dakwah beliau diberi kemudahan oleh Allah, sehingga beliau bisa membuka majelis taklim di Masjid terbesar di Kota Cirebon, yaitu Masjid Al-Taqwa.

Majelis Buya di Masjid At-Taqwa dilaksanakan hari setiap hari senin malam. Jama’ahnya pun semakin lama semakin bertambah. Dulunya yang hanya dihadiri sekitar 20 orang, sekarang jama’ah yang hadir sampai memenuhi Masjid.

Buya Yahya meyakini semua kemudahan yang belau dapatkan dalam jalankan dahwahnya tidak lepas dari izin Allah serta restu dari para gurunya.

Setelah sukses berdakwah di Cirebon, Buya Yahya melebarkan sayap dakwahnya ke berbagai tempat. Tempat-tempat yang menjadi jangkauan Buya adalah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan,Kabupaten Majalengka,Kabupaten Indramayu dan JABODETABEK.

Beberapa majelis taklim yang dibina oleh Buya Yahya :
Majlis yang diadakan masjid Al-Imam alun-alun kota Majalengka,
Masjid Al-Istiqomah Cilimus Kuningan, masjid Pertamina Klayan,
Masjid Al-Mustaqim Weru.

Tidak hanya majelis taklim yang ada di masjid-masjid saja yang menjadi ladang dakwah beliau. Majelis taklim yang bertampat di luar masjid pun tidak luput dari dakwah beliau.

Beberapa dakwah Buya Yahya selain bertempat di masjid seperti toko Yogya, Matahari Department Store Grage, Lembaga Pemasyarakatan Kesambi dll.

Setiap majelis yang beliau asuh diberi nama yang sama dengan nama pesantren beliau, yaitu Majelis Al-Bahjah.

Tahap perkenalan dengan masyarakat sudah dijalani oleh Buya selama satu tahun semenjak pertengahan tahun 2006. Pada saat itu juga, Buya mendapat kepercayaan sebagai direktur operasional di stasiun radio Islami Salma 101 FM. Lewat stasiun radio inilah, Buya Yahya banyak menghadirkan kalian-kalian yang menyejukkan hati.

Dakwah Buya Yahya tidak hanya pada majelis dan stasiun radio saja, media cetak juga menjadi ajang dakwah beliau. Buya Yahya aktif menulis di rubik masail diniyah di sebuah majalah Islami Al-Basyirah yang beredar di Jawa Timur. Selain itu belaiu juga mengsuh rubik tanya jawab di koran harian umum Kabar Cirebon.

Di TV, Buya Yahya juga pernah mengisi di acara Titian Qolbu TV one dan sampai saat ini Buya aktif berceramah di Cirebon TV yang tayang setiap malam Jumat dengan sebuah acara yang berjudul Hidup Indah Bersama Buya Yahya.

Berkat pertolongan dari Allah SWT, Buya Yahya dan tim dakwahnya bisa berdakwah lewat media online dan chanel radio milik pribadi.

Website resmi Buya Yahya adalah www. buyayahya.org dan nama radio resmi milik pesantren adalah RADIOQU 98.5 FM

9 thoughts on “Profil dan Biografi Buya Yahya Al-Bahjah Cirebon”

  1. Saya bangga dgn beliau, berkat rahmat ALLAH telah banyak yg tau agama melalui buya, semoga buya sehat selalu, dan kita semua ditempatkan oleh ALLAH dlm syurganya kelak, امين يارب العالمين

    Reply
  2. Saya bersyukur ada buya dari Blitar datang ke Cirebon menjadi berkah bagi kami ummat manusia dan alam semesta. Menjadi kesejukan jiwa penerang jalan menuju keridhoan Illahi Robbi. Semoga Buya beserta keluarga dan seluruh yang mengait ke buya yang dekat yang jauh, yang ketemu langsung dan ketemua lewat media sosial apa pun sehat selalu dalam lindungan Allah Subhanahuata’la. Aamiin……

    Reply
  3. Terima kasih..saya dari malaysia banyak mengikuti buya yahya dan mengambil ilmunya mntap sekali keterangan jelas dan sangat mudah difahami

    Reply
  4. Bagaimana cara bisa bersilaturahmi dgn Buya Yahya, ya? Dan bisa belajar langsung dgn beliau.. Atau ada grub dari beliau? Karena saya but uh belajar dan ingin mengenal beliau langsung…. Mski jika berkenan ber tatap langsung untuk belajar dgn beliau… Mohon info nya.. Terima kasih

    Reply
  5. Alkhamdulillah
    Semoga Buya Yahya
    selalu diberi ketetapan iman islam dan ikhsan
    selalu diberi kesehatan, keselamatan kesuksesan dan keberkahan serta mendapat Ridho Alloh SWT
    Aamiin Ya Robbal’alamin

    Reply
  6. Sangat menarik penjelasan Buya Yahya, jd bertambah pengetahuan sy tentang agama, simak terus kajian Buya, sy taunya sih buka2 di YouTube…kq lama2 nyaman dengerin ceramah Buya, sampai sy cari profil Buya dan Alhamdulillah sampai sekarang sering dengerin ceramah Buya.

    Reply
  7. Saya suka beliau karena ceramahnya tidak ngotot, lembut, sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia, dan masuk akal.

    Reply

Leave a Comment