Sebenarnya, beban elektrik mampu disimpan secara temporer dalam perangkat kelistrikan yang dikenal sebagai kapasitor atau kondensor. Kegunaan alat ini sangatlah luas di samping manfaat umumnya yakni menyediakan listrik secara temporer.
Diperlukan instrumen khusus untuk mencari berapa angka dari kondensor yang mengandung setrum. Cara mengukur kapasitor pun berbeda-beda disesuaikan dengan instrumen yang dipakai. Ada beraneka macam kondensor dengan material dan sifat kapasitansi yang berbeda.
Perlu dipahami juga, instrumen penskalaan kondensor dibekali batasan dalam penaksiran jika angka yang diukur amat kecil. Misalnya, kapasitor bernilai 10nf cukup sukar ditakar dengan instrumen umum. Oleh sebab itu, kapasitor bernilai rendah dapat diketahui dengan alat berbeda.
Pengertian dan Kegunaan Kapasitor
Kapasitor dikenal sebagai instrumen yang dimanfaatkan untuk keperluan kelistrikan seperti menimbun muatan elektrik temporer dan menyaring frekuensi. Pada sebuah adaptor, kapasitor berguna untuk menjaga muatan elektrik yang masuk tetap stabil sekaligus menyimpannya.
Berbeda alat elektronik, berbeda pula kegunaan dari kapasitor. Sebut saja mesin cuci serta pompa yang memanfaatkan pemutar listrik 1 fasa induksi, kapasitor berguna untuk menyalurkan kekuatan listrik.
Ketika aliran masuk pada gulungan bantu, kapasitor akan bekerja dengan mendorong putaran gulungan utama untuk berputar. Saat perputaran sudah seimbang, kapasitor akan memutuskan aliran yang berjalan tadi.
Dengan berbagai varian kegunaannya, kapasitor selalu berhubungan dengan energi elektrik dan sifat penyimpanan yang sementara. Cara kerja alat ini sendiri erat kaitannya dengan voltase dari sebuah instrumen elektronik.
Alih-alih memakai cara manual, memanfaatkan instrumen ukur kapasitor menjadi cara yang ampuh untuk melihat ketidak stabilan kapasitor pada benda elektronik.
Baca juga: Pengertian Kapasitor Bank dan Cara Kerjanya
Cara Mengukur Kapasitor Berdasarkan Perangkat yang Dipakai
Untuk mengecek keadaan dan angka dari sebuah kapasitor, ada berbagai langkah yang bisa dicoba. Umumnya, kapasitor dapat dihubungkan langsung pada instrumen listrik atau memanfaatkan perangkat Avo meter.
Tips lain yang dapat dicoba yakni dengan menautkan kapasitor langsung pada aliran listrik pada perangkat yang memang dibekali fungsi sebagai pengukur kapasitor.
Masih serupa dengan proses pengukuran hambatan listrik, cara mengukur kapasitor pun terbilang tidak berbeda. Terdapat berbagai perangkat yang bisa dimanfaatkan misalnya multitester, LCR meter dan lainnya. Lebih jelasnya, berikut instrumen yang dapat dimanfaatkan untuk melihat kondisi dan angka kondensor sekaligus tahap penggunaannya:
1. Avo Meter
Instrumen dari kata Ampere Volt Ohm ini sebenarnya bukanlah perangkat untuk mencari angka dari penyimpan listrik. AVO meter dapat dipergunakan sebagai instrumen untuk melihat keadaan kondensor apakah kondisinya baik dan aktif atau sudah tak layak pakai. Ambil kondensor dan Avo meter lalu ikuti tahap penaksiran berikut:
- Skala takar yang terdapat pada selector switch dapat dipindah pada ohm.
- Selanjutnya, lakukan kalibrasi dengan menautkan dua penunjuk yang tersedia. Hal tersebut agar penunjuk di display dapat bergerak.
- Masing-masing penunjuk dapat disambungkan pada stop kontak kondensor lalu amati hasil angka yang tertera.
2. Multimeter Berjenis Analog
Dikenal juga sebagai VOM (Volt Ohm Meter), Instrumen ini menjadi alat ukur ketidak stabilan elektrik yang paling sering dipakai salah satunya untuk mencari nilai kondensor.
Di samping itu, multitester konvensional sering kali difungsikan untuk mengukur aliran DC, transistor, AC hingga resistor. Quantity nilai taksir pada multitester ini ditunjukkan oleh spektrum dari penunjuk defleksi yang berkesinambungan.
Multitester ini bisa digunakan untuk mengukur ELCO atau kondensator elektrolit dengan memperhatikan lokasi jarumnya. Simak tahapan penggunaan multitester analog berikut:
- Rasio selektor dapat diatur ke letak Ohm dengan proporsi x1k.
- Jika sudah, sambungkan probe plus yang berwarna merah ke kapasitor bagian kaki yang juga positif.
- Hubungkan juga probe hitam yang menunjukkan minus ke kaki kapasitor dengan ikon negatif pula.
- Stabilkan kedua probe tersebut dan amati penunjuk yang tampil pada tampak depan multitester ini.
Ada berbagai tanda yang harus dipahami saat mengamati penunjuk multitester analog. Jika penunjuknya berjalan naik lalu turun ke posisi semua, artinya kondensor dalam performa yang bagus.
Saat penunjuk naik namun tidak balik lagi, artinya kapasitor bermasalah. Penunjuk yang benar-benar tidak bergerak ke atas dapat mengartikan bahwa kondensor yang dicek telah usang.
3. Multimeter Berjenis Digital
Lebih modern dari multitester konvensional, versi digital menjadi instrumen ukur kondensor yang akan menunjukkan angka dalam model digital. Angka desimal tersebut akan dimunculkan pada tampilan layar perangkat ini.
Berdasarkan hal tersebut, tingkat akurasi multimeter terbarukan lebih tinggi dari pada versi analog. Penggunaannya pun sederhana dengan hasil maksimal.
Poin yang menjadi pembeda antara multitester terbarukan versus konvensional terdapat pada hasil ukur serta cara pemakaiannya. Mencari nilai kondensor dengan perangkat ini bisa melalui tahapan berikut:
- Awali dengan menyesuaikan letak rasio selektor pada ikon kapasitor.
- Kemudian, terminal kondensor dapat dihubungkan ke bagian pemeriksaan.
- Saat sudah stabil, angka kapasitansi dapat dibaca pada tampilan multitester digital.
4. LCR Meter
Instrumen untuk mengetes kelistrikan umumnya dipakai untuk mencari nilai Resistance (R), Capacitance (C) dan Inductance (L). Perangkat ini disebut sebagai LCR Meter. Melihat angka kapasitor melalui LCR meter disinyalir sebagai cara paling gampang. Pasalnya, angka kapasitansi dapat langsung tertera dan terbaca pada tampilan muka LCR Meter.
Awali proses menghitung dengan menempatkan arah tepat pada letak C. Terdapat berbagai pilihan pada lokasi yang dimaksud yakni F, pF, nF dan mF. Masing-masing pilihan menampilkan besaran angka kapasitansi kondensor.
Sebagian instrumen juga menuliskan petunjuk dengan tulisan 100mF, 1F, 100pF serta 100nF. Pilihlah letak penaksiran terdekat dengan nilai kondensor yang ingin dicek. Seandainya angka kondensor tidak tersedia pada perangkat karena terbuang atau hilang, cobalah memperkirakannya dengan mengamati jenis dari kondensor.
Perangkat yang menunjukkan angka besar dapat dihubungkan secara singkat untuk membuang muatannya. Hal ini demi meminimalisir kesalahan sebelum dicek pada instrumen ukur Angka di tampilan LCR meter dapat dibaca setelah alat dan kondensor dikoneksikan.
Jika angka yang tertera memuat simbol desimal yang terlampau rendah, letak pembacaan dapat diturunkan setingkat di bawah letak semula. Hal itu agar nilai yang didapat lebih persis. Memanfaatkan LCR meter berguna untuk memperoleh nilai asli dari perangkat.
5. Capacitance Meter
Berbagai jenis Capacitance Meter dapat dijumpai di pasaran dengan tingkat kecanggihan yang berbeda. Perangkat untuk mencari angka kapasitor ini dapat menunjukkan angka kapasitansi hingga mengukur populasi lain contohnya hambatan listrik, induktansi hingga kerusakan.
Cara mengukur kapasitor melalui Capacitance meter sebetulnya mirip dengan penggunaan multitester digital. Letak rasio dari selector dapat diatur agar menuju ikon kondensor. Jika sudah, probe dapat dihubungkan ke stop kontak kondensor dan secara otomatis angka kapasitansi akan tampak.
Pada Capacitance meter, angka kapasitansi bisa ditentukan dengan melihat nilai yang mengarah pada kondensor yang ditakar. Hal tersebut dapat dicari melalui pengaturan sakelar selektor.
Demikian penjelasan terkait pengertian sekaligus cara mengukur kapasitor berdasarkan masing-masing instrumen pengukurnya. Berdasarkan penaksiran yang tepat, dapat diketahui kondisi serta angka dari kapasitor. Jika kapasitor dalam kondisi yang buruk atau rusak, tentu harus segera diganti agar perangkat elektronik dapat digunakan kembali.
Lihat juga: Rumus Kapasitor Bank