Dari Pesantren Keluar Sampai Nyantren Lagi

NADI mungkin kebanyakan orang menganggap bahwa kata tersebut adalah nama seseorang tetapi pada kenyataannya bukan sob, Nadi adalah sebuah lembaga atau pondok pesantren di daerah Cibubur Jakata Timur, lembaga tersebut lebih fokus kepada program menghafal Alquran.

Selama 6 bulan aku menetap disana bersetatus sebagai santri, sebenarnya masa belajar yang harus ditempuh oleh para santri itu 2 tahun mungkin karena aku santri spesial jadi tidak perlu lama-lama menetap disana.

1.Kisah di Pesantren Nadi

Ditempat itulah aku bisa meneruskan hidup, ditempat itulah aku bisa mempelajari dan menghafal Alquran, ditempat itulah aku memulai belajar untuk lebih mandiri, ditempat itulah aku menemukan banyak teman baru. Dan masih banyak lagi yang aku dapatkan selama berada ditempat itu.

Setelah lulus SMA aku bingung mau kemana mau ngapain bagaimana caranya agar bisa tetap hidup, daftarlah diriku di pesantren tersebut karena selain mendapatkan tempat tinggal juga mendapatkan makan gratis.

Diterima di pesantren tersebut aku sangatlah bangga, awalnya tidak yakin kalau akan diterima dengan segala bentuk ujian tes yang menurutku begitu sulit. waktu itu tes menghafal Alquran 3 halaman dalam satu hari sedangkan aku belum pernah meghafal sama sekali.

“Harapan/keinginan memang manusia yang menciptakan, namun tidak dengan kenyataan”

Beberapa bulan setelah aku masuk di pesantren banyak sahabat-sahabat baru dan datang pula ustad baru, namun ustad yang satu ini agak berbeda dengan yang lain sifatnya agak tempramental atau gampang marah.

Sejak kedatangan ustad tersebut kehidupan di pesantren menjadi sangat disiplin akan tetapi suasana menjadi begitu horor, akibatnya para santri menjadi malas dan jarang setoran bahkan tak sedikit yang melanggar peraturan-peraturan yang telah di buat.

Hingga pada suatu saat ada seorang santri yang ketahuan tidak setoran tetapi malah main handphone, mungkin ini adalah puncaknya marah dari ustad tersebut.

Tidak biasanya, pagi-pagi setelah halaqoh 9 santri dipanggil untuk menghadap ke kantor aku termasuk salah satunya.

2.Dikeluarin Pesantren

ywabs.sch.id

Dengan suasana hening ustad pun berkata yang bawa handphone keluarin semua, entah tau dari mana kalau kami membawa handphone intinya pas banget yang di panggil hanya santri-santri yang membawa.

Dimintalah semua handphone yang kami bawa dan dibanting di depan mata, tak hanya itu kami semua dinyatakan DO atau keluar dari pesantren padahal sang mudir asrama belum mengetahui kejadian tersebut.

brilio.net

Beberapa minggu setelah kejadian datanglah mudir asrama dengan perasaan yang sedikit aneh dikumpulkanlah seluruh santri dan bertanya mana yang lain kok cuma segini?  jawab salah satu murid, santri tinggal segini taad sisanya sudah pada dikeluarin minggu kemarin.

Sang mudir pun bingung ditelponlah seluruh santri yang minggu kemarin dikeluarkan termasuk saya, namun saya menolaknya.

Dikeluarin dari pesantren menurut saya adalah hal yang wajar namanya juga masih anak-anak dan masa belajar pasti banyak salahnya.

Namun disisi lain begitu bingung karena tidak punya saudara, yang saya pikirkan waktu itu bagaimana bisa hidup dan melanjutkan kehidupan, tak selang beberapa jam saja Allah menurunkan bantuan lewat teman saya yang kebetulan dia juga dikeluarkan sehari sebelum saya dikeluarkan.

3.Kerja

foody.id

Begitu beruntung mempunyai teman seperti dia datang ketika musibah sedang berlangsung, tak banyak basa basi dia langsung menawarkan kerjaan dengan gaji yang lumayanlah, saya pun tak banyak basa basi iya saya mau dan siap kerja. Keesokan harinya.

a. Pertama Kali Kerja

alihamdan.id

Ini adalah awal pertama kali saya kerja, pertama ada banyak faktor yang mendorong saya untuk bekerja, kedua ada beberapa faktor juga yang membuat saya enggan untuk bekerja akan tetapi faktor ke dua bisa dihilangkan dengan banyaknya jam terbang.

Moo Nyusu, nama tersebut merupakan nama brand dari suatu produk yang saya jual, bertempat di daerah Bekasi Jawa Barat saya memulai langkah untuk berjualan susu yang mana produk tersebut merupakan franchishe. saat ini tersebar di bebrapa Kota-kota besar di Indonesia.

Saya bekerja bukan sebagai pemilik franchise akan tetapi hanya sebagai penjualnya saja, dulu sih sempat pingin gabung punya gerobak sendiri namun dengan modal yang tidak ada saya memutuskan tdak gabung.

b. Satu Bulan Kerja

foody.id

Hari ini menjadi salah satu yang begitu wow dalam hidup saya bisa dibilang sejarah karena hari ini saya GAJIAN 😀 sebelum gajian biasanya terlebih dahulu kita mengadakan kajian bersama bos, kebetulan bos saya ini adalah ustad. Setelah itu dilanjutkan dengan makan-makan.

Didalam kajian banyak yang disampaikan dari mulai agama sampai dengan bisnis semua dibahas, satu bulan kerja saya mendapatkan apresiasi yang cukup bagus sehingga si bos tersebut memberikan bonus.

Karena si bos tau kalau saya lulusan pesantren diajaklah untuk bergabung ke dalam yayasan beliau namanya yayasan Indonesia Mendunia yang sekarang sudah terbentuk Rumah Tahfidz dan Tk Kuttab Umumul Quro.

Namun saya menolaknya sebenarnya bukan menolak sih tetapi lebih kepada kesadaran diri yang begitu kurang akan ilmu dan masih belum pantas untuk mengajar.

c. Mulai Menjiwai

alihamdan.id

Sudah cukup lama saya bejualan yang awalnya malu-malu dilihiat pembeli sekarang malu-maluin pembeli apalagi kalau ada pembeli yang lumayan cantik udah deeh, tetapi tak jarang terkadang saya yang di godain namun saya anggap hanya angin lewat aja.

Dulu awal-awal ketika melayani pelanggan tubuh bergetar semua, sekarang malah kebalik kadang kalu bertanya kepada beberapa pembeli dia yang gemeteran.

Dulu nuangin susu kedalam gelas aja bisa tumpah kemana-mana saking groginya membutuhkan waktu bebrapa menit untuk meracik sebuah minuman yang siap diminum sekarang 1 menit sudah siap untuk dijasikan.

Setelah mengalami proses yang cukup panjang saat ini saya telah ahli dalam bidang itu, mulai dari masak susu, gula, buble, puding, jelly sampai dengan pelayanan bisa saya lakukan dengan sebaik mungkin.

d. Pelanggan yang Bijak

mulpix.com

Sudah mulai mengenal pelanggan dari yang anak-anak hingga kakek-kakek juga kenal termasuk para pedagang yang ada disekitar bahkan menjadi akrab.

Alkisah ada salah satu dari pelanggan saya yang usianya masih muda setiap pulang sekolah jam 15:00 dia mampir ke tempat dagangan saya dengan menggunakan seragam khas SMA, suatu ketika ia datang lebih cepat dari pada  bisanya jam 13:00 dengan membawa mobil warna putih.

Suatu ketika saya bertanya dek emang sekolah boleh bawa mobil? Boleh bang jawabnya. Kemudian saya ajukan pertannyaan lagi kalau sama Orangtua boleh? Iya boleh bang karena ini mobil saya beli sendiri. Disitulah saya mulai terhentak dalam pikiran saya kok bisa ya bocah segede itu bisa beli mobil sendiri.

Yang saya herankan bukan itu sebenarnya, ada sisi positif yang dapat saya ambil karena anak tersebut selalu membeli dengan uang recehan bahkan tak jarang ia menukarkan beberapa uang receh kepada saya.

Keesokan harinya saya ajukan beberapa pertanyaan lagi, emang kamu kerja apa dek? Saya sekarang jadi pengusaha baju-baju distro bang. Saya tanya lagi kamu kenapa setiap beli memakai uang receh padahal kan pengusaha seperti kamu pasti uangnya gede-gede bahkan hampir tak punya uang receh?

Jawab anak tersebut, saya dulu ketika SD pernah jualan seperti abang yang paling saya takuti saat itu adalah ketika ada pembeli dengan uang yang bejumlah besar bukannya tidak bisa menghitung. Namun ketika pembeli meminta kembalian saya menangis karena tidak ada uang receh dalam kantong saya.

Maka dari itu bang saya selalu usahakan membeli dengan uang receh supaya si abang ga perlu repot-repot nyari uang kembalian kesana kemari.

Disitulah hati saya sangat tersentuh mendengar jawaban si anak tersebut, pesan yang dapat diambil dari kisah tersebut yaitu: Usahakan setiap kamu akan membeli makanan-makanan yang murah uangnya jangan terlalu besar jumlahnya kalau bisa recehan.

Karena hal itu memudahkan si penjual dan insyaallah akan menjadi ladang amal bagimu, walaupun ada yang mengatakan Pembeli Adalah Raja hiraukan kalimat tersebut ubahlah dengan kalimat yang lebih baik.

e. Detik-detik Mengundurkan diri

alihamdan.com

Iyaa sudah berbulan-bulan lamanya saya bekerja, usaha si bos semakin maju yang awalnya hanya 2 gerobak sekarang menjadi 5 gerobak, karyawan baru pun berdatangan dengan latar belakang yang berbeda-beda ada yang badung, ada yang sedikit badung tetapi yag baik tidak ada.

Disitulah mulai terasa bagaikan negara api menyerang, saya sebagai senior harus mengajarkan para karyawan baru, antara gerobak satu dengan yang lain jaraknya lumayan jauh jadi saya harus kesana-kemari memberikan pelajaran.

Hal itu membuat saya lalai akan kewajiban seorang muslim hari demi hari hati semakin keruh lalu saya memutuskan untuk keluar dan kembali nyantren lagi.

Baca Juga: Cerita Gak Jelas Jangan di Klik Yaa

3 thoughts on “Dari Pesantren Keluar Sampai Nyantren Lagi”

Leave a Comment