Kisah Perjalanan Pertama Kali ke Pantai Nanggelan Jember

Pantai Nanggelan – Merupakan salah satu dari sekian banyak wisata alam yang banyak diminati hal itu tidak tanpa sebab, sekarang ini pergi ke tempat-tempat wisata alam dijadikan sebagai rutinitas bulanan bahkan tak sedikit yang menjadikan sebagai hobi, salah satunya pantai Nanggelan ini yang terletak di ujung kabupaten Jember Jawa Timur tepatnya di kecamatan Ambulu.

Saking pelosoknya jalan menuju tempat tersebut kamu harus melewati perkebunan kota Blater yang jaraknya lumayan jauh, perkebunan tersebut milik negara yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Meru Betiri.

RizaRastri.WordPress.com

Pokoknya rugi banget kalau kamu nggak nyobain sensasi di pantai Nanggelan ini, terlebih lagi kalian orang Jember asli. Nah, di bawah ini adalah cerita seputar perjalanan saya waktu nginep di Pantai Nanggelan.

Ini adalah cerita pengalaman saya saat camp di pantai, tahun 2014 merupakan tahun dengan kenangan terbanyak di antara tahun-tahun lain itu menurut kisah perjalanan saya, salah satunya ketika pertama kali camping atau bisa disebut bermalam di pantai.

Perjalanan Pulang Kampung

Mawaholiday.com

Saya adalah seorang santri di salah satu pesantren yang ada di Bogor Jawa Barat, satu hal yang paling di nanti-nantikan oleh seorang santri yaitu liburan. Bulan puasa tahun 2014 merupakan momen pertama kali pulang kampung setelah 3 tahun tak menginjak tanah kampung halaman, hal ini tentunya menjadi sesuatu banget bagi saya.

Perjalanan dari Bogor menuju kampung halaman membutuhkan waktu yang cukup membosankan sekitar satu hari satu malam jika ditempuh menggunakan kereta atau bus, paling beda dikit, tetapi biasanya saya naik bus karena kapok naik kereta terlalu ramai dan banyaknya pedagang asongan yang tak hentinya keliling dari gerbong satu menuju gerbong lain dan terlalu banyak transit. Repot bangetkan, itu pengalaman saya waktu tahun 2005 naik kereta mungkin saat ini sudah lebih baik.

Tak lama setelah kepulanganku di kampung halaman datanglah bulan puasa yang membuat hati semakin hidup karena banyaknya kajian di Masjid dan Musholla, puasa terus berlanjut hingga suatu hari saya bertemu dengan teman lama saling sapa dan ngobrol ngalor ngidul.

Di tengah obrolan tersebut terselip pertanyaan-pertanyaan kurang lebih seperti ini:

  • Dia : Bro lebaran ada acara kemana nih?
  • Gua: Belom ada jadwal sih di rumah aja kayaknya, lu sendiri kemana?
  • Dia : Sama sih belom ada palingan juga diem dirumah, tapi abis lebaran gua ada nih acara bareng temen rencana mau camping di pantai, mau ikut ga lu?
  • Gua: Wah kebetulan banget boleh tuh ikut gua, rencana kapan berangkat dan apa aja yang       perlu disiapin?
  • Dia : Seminggu setelah lebaran, lu siapin fisik sama ongkos aja
  • Gua: Ok lah sampe ketemu lg ye.

Singkat cerita suara takbiran terdengar dimana-mana menandakan bahwa hari raya Idul Fitri telah tiba, selesai sholat ied seperti biasa silaturrahim ke rumah tetangga kanan kiri depan belakang malam harinya sengaja saya jadwalkan ke rumah teman untuk menanyakan kesiapan liburan.

Persiapan

Alhamdulillah semua sudah siap tinggal menunggu hari keberangkatan, satu hari sebelum keberangkatan kami menyiapkan bekal-bekal, cukup banyak yang dibawa ada beras, daging ayam, mie instan, minyak, bumbu masak, panci dll.

Bekal yang di bawa cukup bervariasi sampai ada yang bilang mau camping apa mau masak-masak tak mengapa demi kebutuhan perut kita semua, dari pada kelaparan kan repot. Setelah semua siap kami pun berangkat dari rumah jam 06:00 ngumpul dulu di salah satu rumah teman.

Keberangkatan

Jam 08:00 kami berangkat kurang lebih 21 orang menggunakan motor, perjalanan dari rumah ke lokasi parkir membutuhkan waktu sekitar 1 jam sesampainya di parkiran kami melakukan pemanasan karena untuk menuju ke pantai harus melewati gunung terlebih dahulu.

Sebelum naik kami mengambil gambar sekalian cek kelengkapan anggota, perjalanan  di mulai dengan suasana khas hutan yang masih asri kami panjatkan do’a-do’a agar perjalanan lancar dan selamat hingga pulang nanti.

Diawal perjalanan terlihat masih semangat dan kuat ditemani dengan lawakan-lawakan yang keluar dari teman yang ada di sekitar, saya sendiri sangat menikmati perjalanan karena baru kali ini merasakan sensasi hutan belantara yang begitu menakjubkan. Banyak terlihat burung, lebah, dan terdengar suara-suara satwa khas hutan selatan.

Istirahat di puncak gunung

Sampai di tengah perjalanan beberapa orang terlalu lelah dan kami memutuskan untuk istirahat, setelah 15 menit istirahat perjalanan kembali di lanjutkan, jalan yang tadinya naik sekarang menjadi turun terjang dan di sampingnya berhiaskan tebing-tebing batu.

Sebagian dari rombongan kami melirik dan mencongkel beberapa batu katanya sih itu batu akik yang pada saat itu sangat booming di Indonesia bahkan dapat kita jumpai dimana-mana dari mulai pasar, mall, ruko, dan pinggiran jalan bahkan jalan-jalan yang tadinya sepi bisa menjadi ramai.

Sampai Tempat

Perjalanan turun gunung rasanya hati begitu bahagia  bercampur kepo karena terdengar suara ombak pantai yang begitu menyeramkan, setengah jam perjalanan akhirnya terlihat pantai dan plang ini.

Saya pikir tempat tersebut adalah tempat tujuan kami ternyata bukan, kamipun berjalan kembali di pinggir pantai hingga berkilo-kilo meter tujuannya adalah untuk mencari sumber air tawar  yang nantinya akan kami gunakan sebagai bahan untuk masak nasi dan minum.

Mencari Mata air

Gambar di atas adalah mata air tawar satu-satunya yang ada di pantai Nanggelan, jika kamu berkunjung atau camping usahakan jangan jauh-jauh dari tempat ini. Selain itu mata air tersebut mempunyai keunikan tersendiri karena kamu tidak akan menjumpai saat waktu tertentu yaitu ketika Dzuhur mata air tersebut akan tertutup oleh air laut yang pasang dan pada malam hari.

Setelah mendapatkan mata air kami lanjutkan dengan mencari tempat di sekitarnya untuk didirikan tenda, tak lama kamipun menemukan tempat para anggota pun langsung bergegas untuk mendirikan tenda, sebenarnya bukan tenda sih tetapi terpal ukuran 10 m yang di design menjadi gubuk.

Gambar tenda, sebenarnya lebih nyaman luas anti bocor dan bisa ditempati banyak orang dari pada tenda-tenda gunung yang kecil dan kurang nyaman, gubuk sudah jadi selanjutnya kami berpencar untuk mencari kayu bakar dan masak dilanjutkan dengan sholat Dzuhur berjamaah selesai sholat acara makan bersama.

Seperti biasa setelah perut kenyang pastilah mata jadi ngantuk sebagian teman-teman bermain di pantai sebagian lagi tertidur termasuk saya.

Tak terasa senja pun mulai terlihat dengan ciri khasnya yang berwarna kuning kemerahan di arah barat.

Waktu mandi telah tiba semua rombongan menuju mata air mandi bareng wkwkwk seru banget, maghrib pun tiba kita berjamaah untuk menunaikan kewajiban alhamdulillah sholat 5 waktu selalu kami laksanakan secara berjamaah walaupun di tengah hutan.

Ombak pun bersuara semakin kencang menandakan bahwa hari sudah larut malam sebelum tidur kami bakar api unggun sekalian bakar-bakar ikan hasil pemberian seorang nelayan, air semakin naik kami sudahi bakaran tersebut dan bergegas tidur.

Tak terasa malam berlalu begitu cepat rasanya kurang puas tidur tapi apa boleh buat tujuan awal ialah menikmati alam bukan untuk tidur, pagi sudah mulai menampakkan sinarnya di ujung timur.

Suasana pagi hari di pantai Nanggelan begitu sejuk dan indah hingga membuat kami terlena akan waktunya makan pagi, kisaran jam 07.00 aktifitas sudah kami jalani di awali dengan masak nasi dll.

Menjelang siang perbekalan semakin menipis kamipun berinisiatif mencari hewan laut yang bisa di makan, tak disangka ternyata pantai Nanggelan banyak menyimpan berbagai jenis hewan seperti Bulu babi, berbagai kerang, bintang laut dan masih banyak yang lainnya.

Itu adalah salah satu gambar penampakan bintang laut yang tersebar di pantai Nanggelan, satu hari satu malam cukup puas rasanya berada disana hingga kami memutuskan untuk beres-beres semua peralatan termasuk pakaian yang di bawa.

Semua sudah rapih cek kelengkapan dan lanjut perjalanan pulang waktu pulang lebih sebentar dibandingkan ketika berangkat, di tengah perjalanan kita temui banyak orang yang akan melakukan camping termasuk turis manca negara.

Singkat cerita sudah sampai parkiran kamipun langsung tancap gas untuk menuju rumah masing-masing sesampainya di rumah saya langsung tidur karena perjalanan pulang yang cukup melelahkan.

Itu saja untuk perjalanan kali ini.

Baca Juga: Perjalanan Belajarku

1 thought on “Kisah Perjalanan Pertama Kali ke Pantai Nanggelan Jember”

Leave a Comment