Jenis-jenis Kalimat dan Frase

Jenis-jenis Kalimat – Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, alat untuk mengungkapkan gagasan dan alat untuk mengekspresikan diri yang digunakan masyarakat sejak peradaban dunia ini mulai ada. Seiring dengan kemajuan peradaban manusia bahasa mengalami perkembangan dan pertumbuhan.

Berawal dari bahasa lisan kemudian berkembang dengan terbentuknya bahasa tulis. Dengan adanya bahasa tulis, kaidah kebahasaan pun mengalami perkembangan. Perlu dipahami bahwa perbedaan antara bahasa lisan dan tertulis terletak pada medianya.

Bahasa lisan menggunakan ucapan sedangkan bahasa tulis menggunakan huruf. Kejelasan makna bahasa lisan dan kesenyapan sedangkan kejelasan bahasa tulisan dipengaruhi oleh pilihan kata, bentuk dan susunan kata ataupun kalimat serta penggunaan tanda baca.

Ketentuan dan Ciri-ciri Kalimat

jenis jenis kalimat menurut kamus bahasa indonesia
umiuma.net

Berikut adalah pengertian kalimat menurut beberapa ahli. Ketentuan kalimat baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis prinsipnya sama, beberapa ahli bahasa menjelaskan bahwa yang dinamakan kalimat adalah.

Sintaksis. Prof. Drs. M. Ramlan: Satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.
Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf: Bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia Kasan Alwi dkk. ed ketiga: Satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang menggunakan pikiran yang utuh.

Dari ketiga pengertian tentang kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat mencangkup beberapa unsur yaitu:

  • Makna atau arti yang didukungnya.
  • Situasi yang menumbulkan ujaran itu timbul. Hal ini mempengaruhi pilihan kata dan intonasi yang digunakan penutur.
  • Bentuk (unsur-unsur sehmental) yaitu, kata, frasa, klausa, wacana.
  • Intonasi (unsur-unsur suprasegmental) yaitu naik, turun suara, keras lembut tekanan suara, jeda, kesenyapan atau perhentian sesaat atau beberapa saat. Dalam bahasa tulis unsur intonasi ditandai dengan tanda baca koma, tan pisah, titik dua, di akhir kalimat, ditandai dengan titik, tanfa tanya, atau tanda seru. Sebuah kalimat diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca titik, tanya ataupun tanda seru.

Frase (Kelompok Kata)

Frase adalah kelompok kata yang mendukung suatu fungsi (subjek, predikat, pelengkap, objek dan keterangan) dan kesatuan makna dalam satu kalimat. Kamu perlu mengingat kembali istilah frase (kelompok kata). Perhatikan contoh berikut ini.

  • Rumah (S) mewah (P).
  • Saya (S) membeli (P) rumah mewah (O).

Bentuk rumah mewah dalam kalimat (1) sudah dapat disebut kalimat karena rumah dapat berfungsi sebagai subjek dan mewah berfungsi sebagai predikat. Di antara rumah (subjek) dan mewah (predikat) dapat di antara kata lain seperti ini atau itu.

Jadi bentuk rumah itu mewah atau rumah ini dapat diterima sebagai kalimat. Dari segi makna pun dapat diterima. Bentuk rumah mewah dalam kalimat (2) hanya menjadi frase. Rumah mewah di sini berfungsi sebagai objek.

Membentuk Frase

Bagaimana membentuk frase? Frase dapat dibentuk dengan cara memperluas kata, contoh.

Kata benda diperluas dengan:

  • Yang + kata sifat = hutan yang gundul.
  • Kata sifat hutan gundul, guru rajin.
  • Kata bilangan = dua hektar hutan. sepuluh orang.
  • Kata benda = hutan kota, taman kota, keoutusan pengadilan.

Frasa ini disebut frase nominal.

Kata kerja diperluas dengan:

  • Dengan + kata sifat = membaca dengan cermat, bekerja dengan rajin, tidur dengan nyenyak.
  • Kata keterangan = belum mnjelaskan, sudah mandi, sedang bernyanyi, sangat memohon, terus belajar.
  • Kata kerja = dibawa peregi, diajak makan, dilarang merokok.

Frase ini disebut frase verbal.

Kata sifat diperluas dengan:

  • Keterangan = sangat berani, amat takut, taat sekali.
  • Kata sifat = gelap gulita, kaya makmur, merah berai, marah besar.

Frase ini disebut frase adjektival.

Macam-macam Frase

jenis jenis kalimat
ahzaa.net

Frase dapat digolongkan menurut hubungan antara unsur pembentuknya.

  • Frase setara (koordinatif) contoh: Anak istri, ibu bapak, sawah ladang, pulang pergi, baku hantam, sepak terjang. Hubungan antar unsur pembentuknya setara.
  • Frase bertingkat (subordinatif) contoh: Guru matematika, sangat jujur, belum pergi, ketua partai, hukum rimba, dunia maya tidak adil. Hubungan di antara unsurnya bertingkat.

Frase dapat digolongkan menurut makna yang didukungnya.

a. Frase Idio Matik Contoh:

  • Koruptor itu dimintai pertanggungjawabannya di meja hijau (pengadilan).
  • Mereka kaki tangan (pembantu-pembantu) pengedar narkoba.
  • Orang itu bermuka dua (tidak berpendirian) sehingga sulit dipercaya.

a. Frase Lugas (biasa) Contoh:

  • Mereka membeli meja hijau (meja berwarna hijau).
  • Kaki tangan (kaki dan tangan) mereka diborgol).
  • Rumah itu bermuka dua (menghadap ke dua arah) ke timur dan ke barat.

Macam-macam Kalimat

jenis-jenis kalimat
rahasiapenulis.com

Berikut ini kamu kamu akan membahas macam-macam kalimat. Sebagai contoh kamu dapat mencermati penggalan wacana di bawah ini.

Damai? Mustahil. Upaya ke arah perdamaian kerap sulit diwujudkan. Keributan bahkan peperangan sering terjadi di beberapa tempat. Apakah nurani sebagian manusia mulai tumpul? Mungkin benar ‘kearoganan’ lebih menguasai hati mereka daripada ketulusan cinta kasih terhadap sesama manusia. Mereka tidak perduli penderitaan anak-anak, para wanita, orang tua yang menjadi korban kekejaman perang.

“Kalimat dapat dibedakan berdasarkan bermacam-macam hal”

Berdasarkan Jumlah Inti yang Membentuk Sebuah Kalimat
Kalimat Minor. Kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau pusat contoh:

  • Yudi
  • Damai?
  • Mustahil
  • Mungkin benar

Kalimat-kalimat di atas hanya mengandung satu unsur inti: Damai, mustahil, benar. Karena hanya mengandung satu inti maka disebut kalimat minor.

Berdasarkan Jumlah Inti yang Membentuk Sebuah Kalimat

Kalimat Mayor, kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti contoh:

  • Upaya ke arah perdamaian kerap sulit diwujudkan.
  • Keributan bahkan peperangan sering terjadi di beberapa tempat.
  • Apakah nurani sebagian manusia mulai tumpul.
  • Kalimat-kalimat di atas mengandung dua inti kalimat atau lebih (upaya perdamaian sulit, keributan terjadi, nurani manusia tumpul).

Berdasarkan Jumlah Kontur (perhentian dalam intonasi ucapan kalimat)

Kalimat minim adalah kalimat yang hanya mengandung suatu unsur kontur (bagian dari arus ujaran yang diapit dua kesenyapan = /………/)

Contoh:

  • /Damai?/:
  • /Mustahil/
  • /Mana mungkin/

Kalimat panjang adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu kontur satu unsur.

Contoh:

  • /Upaya ke arah perdamaian /kerap sulit diwujudkan./
  • /Keributan / bahkan peperangan / sering terjadi di beberapa tempat/
  • /Apakah nurani sebagian manusia / mulai tumpul?/
  • /Kearoganan/ lebih menguasai hati mereka /daripada ketulusan cinta kasih/ terhadap sesama manusia./
  • /Mereka /tidak perduli penderitaan anak-anak/ , para wanita/, orang tua / yang menjadi korban kekejaman perang./

Kamu perlu membaca kalimat-kalimat di atas. Tanda/ (kesenyapan) adalah tanda kamu berhenti sejenak Tanda /……./ . sama dengan satu kontur. Dengan demikian kamu dapat mengetahui berapa kontur yang terdapat dalam kalimat tersebut. Bagaimana? Bukankah sekarang kamu dapat membuktikan bahwa kalimat-kalimat di atas merupakan kalimat panjang karena mengandung lebih dari satu kontur.

Berdasarkan Jumlah Inti dan Urutan Subjek, Predikat.

Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri dari dua kata dan keduanya merupakan ini sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya diawali subjek dan diakhiri predikat dan intonasinya netral (bukan perintah atau pun pertanyaan).

Contoh:

  • Adik bernyanyi.
  • Mariskan pergi.
  • Pikirannya jenuh.
  • Kemauannya kurang.
  • Usahanya gagal.

Kalimat-kalimat di atas terdiri dari dua kata. Kedua kata tersebut merupakan inti kalimat. Susunan fungsi-fungsi unsur dalam kalimat di atas Subjek + Predikat. Maka kalimat di atas tergolong dalam kalimat inti.

Kalimat luas adalah kalimat yang tertdiri lebih dari dua kata atau inti sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya diawali subjek dan diakhiri predikat.

Contoh:

  • Mariska tidak akan pergi.
  • Pikirannya sangat jauh.
  • Kemauannya kurang sekali sehingga ia tidak lulus ujian.
  • Akhirnya usahanya gagal total.

Kalimat transfarmasi adalah kalimat inti yang sudah mengalami perubahan baik jumlah kata atau inti ataupun urutan subjek-predikatnya.

Contoh:

  • Mariska tidak akan pergi.
  • Pikirannya sangat jenuh.
  • Kemauannya kurang sekali sehingga ia tidak lulus ujian.
  • Akhirnya usahanya gagal total.
  • Bernyanyi Adik.
  • Pergi Mariska.
  • Jenuh pikirannya.
  • Kurang kemauannya.
  • Usahanya gagal?

Kalimat berdasarkan jumlah pola kalimat (jumlah unsur Subjek dan Predikatnya)

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu pola kalimat.

Contoh:

  • Kalimat S-P-O > Pak Tani (S) memberantas (P) hama padi (O).
  • Kalimat S-P-O > Warga Hongkong (S) terserang (P) Virus SARS (O).
  • Kalimat K-S-P-O > Hari ini (K) Bapak Camat (S) menghadiri (P) doa’a sejuta umat (O).
  • Kalimat S-P-Pel > Kebersamaan (S) sangat penting (P) bagi rakyat Indonesia. (Pel)

Setiap kalimat di atas hanya memiliki satu pola kalimat.

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu pola kalimat.

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas, sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada.

Contoh:

  • Pak Tani (S) memberantas (P) hama padi (O) sebelum tanaman padi (S) banyak yang rusak (P).
  • Pola kalimat S-P-O. S-P
  • Hari ini (K) Bapak Camat (S) Menghadiri (P) do’a sejuta umat

Leave a Comment