Sering kali orang memandang lampu PJU hidup di saat hari gelap dan mati sendiri ketika hari sudah terang. Hal itu dikarenakan, adanya skema rangkaian photocell yang dipasang agar bisa mengendalikan lampunya secara otomatis.
Dengan adanya sensor tersebut, maka listrik pun tidak akan mengalami keborosan.
Selain itu, penggunaan dari lampunya juga akan lebih efektif dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Oleh sebab itulah, sudah banyak masyarakat yang menggunakan skema rangkaian ini untuk kebutuhannya.
Meskipun begitu, ternyata masih ada juga yang belum mengetahui lebih jelasnya mengenai sensor otomatis ini. Dengan begitu, maka berikut ulasan mengenai hal ini:
Pengertian Photocell
Definisi dari photocell ini ialah suatu peralatan listrik berupa elemen bernama light dependent resistor yang disempurnakan oleh rantaian elektronika. Adapun tugasnya, yakni bisa menjadi sensor otomatis pada pancaran sinar yang akan ditimbulkan.
Lalu, ldr ini sendiri ialah seunit komponen dengan transfigurasi resistensi nan tingkat meganya disesuaikan oleh penerangannya. Jika pancarannya kentara, maka taraf pertahanannya pun semakin besar dan sakelar dapat pula terbuka.
Namun, seandainya sinaran suram, santak taraf resistensinya dapat mengecil dan saklar akan tertutup. Lalu, hantaran dari instrumen penapisan itu dianalogikan sebagai skema rangkaian photocell nan sempurna.
Skema Rangkaian Photocell Sensor Otomatis
Sudah diketahui bahwa skema rangkaian photocell sering ditugaskan sebagai sensor cahaya otomatis pada PJU. Lazimnya, unit yang dikenakan memiliki besaran Ampere 6A atau setara dengan 1.300 watt.
Dengan begitu, maka total persediaan dayanya akan sangat besar jika digunakan untuk penerangan di rumah. Lalu, pada satu sensor otomatisnya saja, orang akan bisa mengontrol lebih dari 4 lampu. Adapun untuk sumber untuk skema rangkaian photocell ini ialah supply listrik dari mcb kwh atau mcb pembagi.
Lalu, dalam penyalurannya tersebut terdiri dari merah phase, biru netral, dan kuning grounding. Kemudian, kabel phase atau bisa dikatakan dengan api listrik tersebut nantinya akan tersambung menuju untaian merah dari photocell.
Sedangkan, pada untaian biru atau objektif akan disambungkan bersama biru penapisan otomatisnya beserta untaian merah di kanannya. Dengan adanya ini, alhasil output bakal menjujuk ke perangkat elektronik dan kuning akan ke unitnya.
Pemilihan Photocell yang Baik
Jika ingin menggunakan photocell, maka harus memperhatikan pemilihan spesifikasi dari alatnya. Lalu, para penggunanya bakal mendeteksi tolak ukur dari tegangan (volt) dengan peranan standar yang dapat tersemat di rumah.
Dengan begitu, maka akan lebih praktis karena tidak membutuhkan lagi perangkat lainnya untuk menyesuaikan photocell. Selain volt, ada juga parameter arus (A) yang juga disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.
Adapun kecil atau besarnya dari parameter ini, maka akan mempengaruhi harganya juga. Kemudian, untuk mempermudah dalam pengembangan tugasnya nanti, maka pengguna perlu memilih arus 2A ke atas.
Hal itu diperlukan untuk mempermudah dalam mengendalikan banyak lampu sekaligus.
Cara Kerja Rangkaian Photocell
Dalam memudahkan orang untuk memahami rangkaian photocell, maka alangkah baiknya jika harus mengetahui dahulu cara kerja sensor ldr. Hal ini dikarenakan, sensor tersebut ialah komponen yang paling penting dalam rangkaian ini.
Adapun tugas yang akan dijalankannya, yaitu mengidentifikasi kondisi penerangan di lingkungan sekitar lampu. Oleh sebab itu, sensor ldr ini memiliki hubungan yang kuat dengan resistor dari jenis variable resistor. Pada dasarnya, sensor ini bisa menjadi sebuah komponen pasif yang akan menghambat aliran listrik.
Namun, nilai hambatannya dapat berubah berdasarkan perubahan intensitas penerangan yang akan diserapnya. Lalu, pada bagian permukaan atasnya juga akan dilapisi bahan yang peka terdapat pancaran. Semakin besar ketajaman penerangan nan diserap oleh permukaan sensornya, maka nilai hambatannya bakal berkurang.
Adapun perihal penting dalam rangkaian ini, yakni sambil memastikan penapisan penerangan terkena sinar alami matahari. Alhasil, maka nilai hambatannya dapat mengecil seiring lamanya paparan sinar tersebut. Lalu akibatnya, keadaan pada sensor ldr akan dalam kondisi saklar yang tertutup.
Oleh karena itu, transistor akan tidak aktif karena mendapat tegangan bias negatif. Pada kondisi non aktif tersebut, maka hambatan emitornya akan tinggi, sehingga timbul aliran listrik. Lalu, dampak yang ditimbulkan, yaitu adanya relay yang tidak mendapatkan pasokan tegangan tersebut.
Kemudian, di saat intensitas cahaya sudah mengenai permukaan sensornya dan mulai redup, maka hambatan ldr juga akan besar. Dengan begitu, peningkatan tersebut bisa menyebabkan tegangan bias positif dari sumber tegangannya.
Cara Memasang Rangkaian Photocell
Ketika sudah mengetahui istilah dan cara kerja dari sensor otomatis ini, maka orang bisa langsung ke pemasangannya. Adapun cara instalasi rangkaian photocell ini juga terbilang mudah jika sudah cakap dalam memahaminya. Seraya begitu, biar lebih mudah pemasangannya, maka berikut cara-caranya:
- Matikan sentral setrum di tempat tersebut untuk menjaga keselamatan selagi melancarkan pemasangan.
- Aktifkan fitting pada lampu nan dasarnya telah direncanakan untuk dikendalikan dengan rangkaian photocell.
- Temukan dua kabel aliran lampu usai dilakukan fitting.
- Perpanjang tiga sambungan di photocell melalui tali besi cadangan.
- Singkap jointing sambungan putih di fitting.
Adapun kabel yang digunakan tersebut ialah sambungan phase beserta netralnya untuk mengikuti standar. Lalu, pada sambungan netral berwarna biru juga perlu dites menggunakan tespen. Hal itu ditujukan agar orang dapat membedakan antara phase maupun netralnya pada rangkaian.
Kemudian, perakitan yang dilancarkan juga mesti bertegangan biar lampu tespennya hidup. Lalu, tujuan dari adanya perpanjangan tiga kabel, yaitu agar pemasangannya tidak akan terpengaruh oleh penerangan langsung dari lampunya.
Oleh sebab itu, upayakan photocell selalu cakap menyerap ketajaman sinar matahari. Kemudian, pada fitting nan telah dibuka tersebut juga digabungkan bersama sambungan putih photocell dalam perhentian netralnya. Sedangkan, pada phase termuat terminal yang tak punya kabel terhubung.
Dengan begitu, kabel merah pun dapat diintegrasikan bersama phase dalam fitting. Lalu, setiap kabel terhubung, maka sebaiknya lakukan pemisahan spesifik dengan perakitan listriknya.
Letak yang Tepat pada Pemasangan Rangkaian Photocell
Selepas memahami kaidah memasang rangkaian photocell, posisi dalam pemasangannya juga mesti sesuai. Perihal ini digunakan buat menentukan keberhasilan dalam perangkaian penapisan otomatisnya. Lalu, adapun sejumlah perihal penting dalam memastikan posisi pemasangannya benar, yaitu:
- Pasang photocell di tempat dekat paparan sinar alami dari matahari.
- Upayakan tak ada objek lainnya yang bakal menutupi rangkaiannya.
- Setel rangkaian di wilayah yang terbebas oleh pancaran lampunya.
- Pastikan tidak terbalik pemasangannya.
- Photocell harus dirancang sebegitu apiknya biar terbebas oleh air.
Komponen yang Diperlukan untuk Rangkaian Photocell
Dalam penyusunan rangkaian photocell pada lampu, pastinya juga memerlukan komponen yang sangat penting. Sama halnya seperti sensor ldr yang merupakan alat utama pada pemasangan sensor otomatis ini. Adapun selain hal itu, maka komponen lainnya yang perlu ada saat merangkai photocell, yaitu:
- Transistor C1815.
- Resistor 330 Ohm.
- Relay 12V NO.
- Dioda 1 A.
- Fuse 1A.
- Variable resistor atau trimpot 100K.
- Lampu beban AC.
Demikian ulasan terkait skema rangkaian photocell yang perlu untuk diketahui oleh masyarakat. Lalu, dengan adanya informasi ini, maka orang-orang dapat memanfaatkan sensor otomatis ini dengan baik.
Kemudian, orang juga bisa lebih menghemat listriknya jika menggunakan photocell ini. Selain itu, masyarakat juga bisa lebih tahu dalam pemasangannya dengan posisi yang benar.