Nama rumah adat Bali adalah Gapura Candi Bentar.
Bali adalah sebuah pulau dengan berjuta keindahan, maka tidak bisa dipungkiri bahwa Bali menjadi pulau dengan jumlah pengunjung wisata paling banyak di Indonesia.
Hampir seperti DI Yogyakarta, selain keindahan alam yang dimiliki dari pulau ini, ternyata juga terdapat banyak budaya yang tidak dimiliki oleh berbagai wilayah lain khususnya Indonesia.
Warga masyarakat Bali dikenal sebagai masyarakat yang mampu mempertahankan budaya warisan nenek moyangnya dari puluhan tahun lalu, karena sampai saat ini hampir semua warga Bali masih menggunakan budaya peninggalan tersebut, seperti tarian tradisionalnya, bahasa, ritual yang digunakan serta tidak ketinggalan yaitu ciri khas Rumah Adat Bali.
Banyak masyarakat Bali yang masih mempertahankan penggunaan rumah rumah adat seperti peninggalan zaman dahulu.
Mereka tidak tergiur dengan adanya pembuatan rumah modern seperti yang sedang ramai saat ini. Jadi gimana, udah penasaran dengan Rumah Adat Bali bukan?
Yuk baca informasi berikut!
1. Rumah Adat Bali Berdasarkan Kitab Agama Hindu
Rumah adat di Bali mempunyai ciri khas yang lain dari pada yang lain, di mana rumah yang dibuat adalah suatu cerminan atas nilai dari Agama Hind.
Karena memang sebagian besar masyarakat Bali beragama Hindu. Keunikan yang dimiliki dari Rumah Adat Bali dimulai dari segi arsitekturnya yang pasti mempunyai filosofi di dalamnya.
Kebanyakan rumah di Bali juga menggunakan desain rumah dengan lahan segi empat yang terdapat berbagai bangunan sesuai fungsi di dalamnya.
Kemudian sebagai pembatas, sekeliling lahan segi empat akan di bangun tembok besar. Tata cara penempatannya pun harus disesuaikan dengan aturan kitab Weda yang disebut asta kosala kosali.
Filosofi dari asta kosala kosali adalah terbentuknya dinamisme dan keselarasan hidup jika suatu hubungan damai dan harmonis dalam keluarga masyarakat dapat terjalin. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa bagian nama Rumah Adat Bali:
1. Angkul-Angkul
Nah masuk ke bagian-bagian rumah adat di Bali. Sering menjadi pertanyaan bahwa kenapa rumah di Bali selalu memiliki gapura seperti candi sebagai pintu masuknya. Iya memang hal ini sudah dijelaskan didalam kitab kepercayaan mereka, yaitu Kitab Weda.
Dimana disitu terdapat dua bangunan gapura kembar, dan dihubungkan dengan atap yang berbentuk piramida. Gapura tersebut juga memiliki banyak ornamen khas Bali yang juga memiliki filosofi di dalamnya.
2. Merajan
Merajan atau Sanggah Kemulan adalah tempat suci yang digunakan untuk sembahyang dan biasanya terletak di sebelah timur laut dari rumah. Sanggah biasanya akan diisi dengan sesaji dan diganti setiap harinya oleh wanita yang tinggal di rumah tersebut.
Tempat ibadah tersebut merupakan sebuah bukti kentalnya adat istiadat yang dipegang oleh warga masyarakat Bali. Dimana tempat ibadah ini masuk dalam Falsafah Kosala Kosali yang berisi tentang aturan hidup dan hubungannya dengan Tuhan, hubungannya dengan manusia lain, dan hubungannya dengan alam.
3. Aling-Aling
Aling-aling adalah bangunan pembatas antara sanggah dengan angkul-angkul. Tempat ini dipercaya untuk meningkatkan aura positif karena adanya dinding pembatas yang disebut penyengker untuk melakukan beberapa aktivitas.
4. Bale Manten atau Bale Deja
Bale manten disebut juga dengan bale deja yang merupakan sebuah tempat khusus yang digunakan oleh kepala keluarga. Letak Balai Deja ini berada di sebelah utara dan terdiri atas dua bale yang terhubung dari kanan dan kiri ruangan.
5. Bale Dauh / Bale Tiang Sanga
Bale dauh merupakan tempat yang digunakan sebagai ruang tamu atau kadang bisa juga dipakai untuk tidur anak remaja. Bentuk bangunan dari bale dauh adalah persegi panjang dan terletak di sebelah barat.
Sesaka yang digunakan pun harus sesuai, bisa berjumlah enam (sakenem), delapan (sakutus), atau Sembilan (sangasari) dengan bahan dari kayu. Bale dauh memiliki ketinggian posisi lantai yang berbeda dengan bangunan yang lain, yaitu lebih rendah dari bale Menten.
6. Bale Sekapat
Bangunan menyerupai gazebo kecil dan hanya memiliki empat tiang, serta atap yang berbentuk limas. Bale sekapat digunakan untuk bersantai atau bisa digunakan sebagai kamar anak.
7. Bale Dangin atau Bale Gede
Jika pada umumnya sebuah rumah tidak memiliki tempat upacara adat, lain halnya di Bali. Mungkin hampir setiap rumah pasti mempunyai bale yang satu ini untuk digunakan sebagai tempat melakukan upacara adat atau hanya tempat beristirahat saja. Bale dangin biasanya terletak di bagian timur.
Bentuk dari bale dangin adalah persegi namun lebih lebar, tidak seperti bale sekapat karena di bale ini terdapat 12 sesaka yang digunakan. Lantai atau bebaturan yang digunakan pun lebih tinggi dari bale menten.
8. Paon atau Pewaregan
Paon atau Pewaregen adalah nama lain dari dapur. Bangunan tersebut akan dibagi menjadi dua area, yang pertama area terbuka untuk memasak menggunakan kayu, yang kedua area untuk menyimpan berbagai peralatan dapur. Letak dari paon atau dapur ini berada di selatan atau bisa di barat daya dari rumah.
Menurut kepercayaan orang Bali, dapur adalah tempat untuk menangkal atau menghilangkan ilmu hitam. Untuk itu, jika ada anggota keluarga yang baru pulang ia harus masuk dapur terlebih dahulu sebelum masuk ke ruangan yang lain.
9. Jineng atau Klumpu
Jineng atau klumpu adalah ruangan dalam bangunan khusus yang digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan pokok. Contohnya beras atau bumbu-bumbu dapur. Bangunan jineng terletak dekat dengan paon atau berada di sebelah tenggar
Tujuan dibuatnya 2 lantai tersebut adalah untuk memisahkan penempatan padi yang masih basah dengan padi yang sudah kering. Padi yang masih basah akan diletakan di bagian lantai bawah dengan tujuan memudahkan dalam mengangkat untuk dijemur, sedangkan lantai atas digunakan untuk tempat padi yang sudah kering agar lebih aman.
Bentuk jineng ini agak berbeda dari yang lain, yaitu dalam pembuatan atapnya, jika yang lain berbentuk limas, tempat ini tidak dan menggunakan alang-alang sebagai bahannya. Namun justru bangunan jineng ini mampu menginspirasi bagi kebanyakan arsitek untuk membangun sebuah tempat wisata atau hotel.
2. Proses Pembuatan Rumah Adat di Bali
Perlu diketahui bahwa rumah adat yang dibuat selain sebagai tempat tinggal bersama keluarga ternyata juga memiliki kandungan filosofis yang memberikan gambaran budaya lokal masyarakat Bali.
Dalam membuat rumah tidak bisa sembarangan, seperti yang sudah dijelaskan harus sesuai dengan aturan kitab, serta dalam aplikasi pembuatan juga mempunyai beberapa proses yang wajib dilakukan.
Proses yang harus dilakukan seperti melakukan pengukuran luas tanah pada umumnya, kemudian ada ritual dengan persembahan hewan kurban untuk memohon izin kepada para leluhur, tidak sampai disitu, peletakan batu pertama juga harus diadakan adanya ritual.
Setelah beberapa proses tersebut baru kemudian mulai dikerjakan dan ditutup dengan syukuran jika rumah sudah selesai dibangun.
Jika melihat bagian dan banyaknya ritual yang digunakan, tentu warga masyarakat Bali harus menyiapkan banyak biaya sebelum membangun rumahnya, padahal tidak semua orang di Bali mempunyai penghasilan yang sama. Kebayang kan berapa dana yang harus dikeluarkan, pasti banyak sekali.
Namun sebenarnya dalam pembangunan rumah, material yang digunakan bisa disesuaikan dengan kondisi sosial atau sesuai strata dari orang yang akan membangun rumah tersebut kok.
Ternyata dalam membuat rumah di Bali ada banyak sekali aturan yang harus digunakan, tapi itulah yang membuat Bali sebagai pulau yang sangat kental dengan adat istiadatnya sehingga mampu mengundang wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Semoga informasi Rumah Adat Bali di atas dapat bermanfaat. Segera berkunjung ke Pulau Bali untuk menjawab rasa penasara, terima kasih.