Perjalananku ke Gunung Cikuray

Ini adalah pengalaman pertama saya saat hiking atau naik gunung, apa yang saya bayangkan selama ini ternyata salah, dulu ketika masih kecil hampir setiap pekan saya bersama teman-teman naik gunung untuk berpetualang layaknya film Si bolang.

youtube.com

Beberapa tahun dilewati tanpa petualangan karena saya masuk pesantren, sampailah pada masa SMA waktu itu saya kelas 2 sebelum hari libur pesantren saya dan salah satu adik kelas berbincang-bincang,  singkat cerita dia mengajak saya untuk naik gunung tetapi saya yang masih ragu.

Karena persiapan belum matang dari segi perlengkapan dan fisik saya belum siap sama sekali akhirnya saya gantungkan tawarannya, sampailah pada saat liburan seluruh santri pulang termasuk saya, sesampainya di rumah keinginan untuk ikutan naik gunung menjadi bulat meskipun dalam dari segi fisik lemah.

Hal itu tanpa di sadari anggapan saya dulu waktu kecil kan sering naik gunung jadi sekarang insyaAllah kuatlah, pagi jam 06:00 saya bergegas keluar rumah untuk ketemuan di tempat keberangkatan, perjalanan sangat macet yang membuat hati ini semakin tidak percaya antara iya  dan tidak.

Sampai di lokasi semua teman-teman sudah masuk mobil bahkan sudah jalan saya pun lari untuk mengejar mobil itu untungnya ada salah satu teman yang melihat saya lari sempoyongan lalu berhentilah mobil tersebut, disangkanya saya tidak akan ikut memang sebelumnya tidak ada komunikasi antara kami tapi tak mengapalah yang terpenting berangkat.

Keberangkatan

saranwisata.com

Keberangkatan dimulai dari kota Bogor menuju terminal Lebak bulus Jakarta sambil menunggu bus yang mangkal kamipun bersantai sambil minum-minum es. Tak lama kemudian bapak kondektur datang dengan ciri khas suaranya yang lantang berangkat berangkat berangkat.

Bus yang kami tumpangi merupakan bus jurusan kabupaten Garut hal itu memang di sengaja karena tujuan awal memang ke Garut yaitu Gunung Cikuray, secara geografis gunung tersebut terletak di  Dayeuhmanggung, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang memiliki ketinggian 2.821 m.dpl.

Perjalanan menuju terminal Garut membutuhkan waktu sekitar 5 jam sesampainya di terminal kami berpencar untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan seperti piring, sendok dan sejenisnya dilanjutkan dengan sholat dzuhur berjamaah.

Sebelum menuju kaki gunung kami mampir di sebuah warung untuk mengisi perut, selesai makan salah satu dari teman kami menghampiri seorang supir angkot dan terjadilah tawar menawar hingga harga pas dan supir angkot janji akan mengantar sampai kaki gunung.

Kamipun masuk angkot setengah jam perjalanan tiba-tiba si supir angkot berhenti, lalu turunlah si supir saya dan teman-teman sempat bingung lah ini kenapa si supir malah ngobrol dengan beberapa tukang ojek setelah selesai ngobrol kami semua disuruh keluar dari angkot dan naik ojek ternyata supir angkotnya nipu sodara-sodara.

Tapi tak mengapa, lanjut perjalanan menggunakan motor lama-lama jalan semakin naik dan semakin hancur jalan khas pegunungan tau sendiri kan. Di hati saya sangat bersyukur untung tadi tidak jadi naik angkot ke kaki gunung, bayangin coba ban motor yang saya tumpangi aja dipasang rantai bagaikan tank perang mestinya angkot tidak akan kuat mesinya.

Perjalanan menuju kaki gunung begitu indah kanan kiri jalan dihiasi dengan kebun teh yang luas sejauh mata melihat ditambah udara yang dingin dan sejuk saya sangat menikmati perjalanan tersebut di tengah perjalanan banyak gubuk-gubuk yang dijaga oleh beberapa orang dengan tujuan meminta uang ticket.

Menurut saya hal itu tidak sesuai peraturan, ticket biasanya di tarik hanya sekali bukan berkali-kali mending kalau penarikan tiket tersebut resm. Lah kalo tidak resmi kita kan tidak tau uang yang kita bayar itu untuk apa takut nya dimanfaatkan untuk diri sendiri.

Sampai di Kaki Gunung

www.alihamdan.id

Tak seperti yang ada di dalam benak saya yang berpikiran bahwa gunung pasti sepi ternyata malah sebaliknya lihat saja di belakang foto terlihat banyak orang bahkan tak sedikit yang jualan.

Sampai di kaki gunung sekitar jam 3 pas waktu adzan bagian Garut perjalanan menuju kaki gunung yang kami lewati itu dalam kondisi hujan maka dari itu hal pertama yang saya cari adalah kamar mandi tau sendiri kan kalau dalam kondisi badan basah ditambah cuaca dingin pasti bawaanya pingin ke kamar mandi terus.

Ke kamar mandi sekalian wudhu untuk mengqosor sholat, selesai melaksanakan sholat persiapan pemanasan senam badan kita lakukan bersama, rombongan kami ini termasuk yang paling nekat di antara rombongan-rombongan lain padahal kami merupakan pendaki pemula.

Pendakian

batcaveminis.blogspot.com

Dengan kondisi cuaca yang kurang baik langit gelap dan hujan membuat jalan menuju puncak gunung basah licin namun kami tetap nekat bismillah aja semoga selamat sampai tujuan dan kembali dengan sempurna kata seorang pemimpin rombongan.

Di barengi suara petir yang menggelegar dan suasana yang tegang kaki mulai kami langkahkan untuk menginjak jalan khas pegunungan yang teksturnya basah licin dan lengket di sepatu, tiap langkah selalu di barengi dengan dzikir-dzikir selamat.

Seperempat perjalanan hujanpun berhenti betapa bahagianya kami waktu itu suasana sudah mulai normal kembali langkah kaki masih terus berjalan namun di sela-sela perjalanan fisik saya terlalu lemah sehingga begitu banyak istirahatnya mungkin karena kurang persiapan aja sih.

Matahari di arah barat merubah warnanya dengan warna kemerahan menandakan waktu sore akan pergi dan malam yang akan menemani, di dalam gelapnya malam terdengar suara adzan padahal posisi cukup tinggi mungkin sekitar 1000 m.dpl hal itu mengingatkan saya bahwa harus selalu ingat kepada sang pencipta.

alihamdan.id

Suasana semakin sepi dan hening mungkin hanya kelompok kami yang melakukan pendakian pada saat itu, pas di tengah perjalanan menuju puncak tak disangka hujan kembali mengguyur dengan sekala yang lebih deras dibandingkan hujan pada siang hari di kaki gunung.

Perjalanan terus berlanjut kami berpikir bahwa hujan akan segera reda tetapi nyatanya bukan begitu hujan semakin deras semua anggota sepakat bahwa perjalanan akan distop terlebih dahulu dan mendirikan tenda untuk berteduh sejenak.

Namun hujan tak kunjung henti yang membuat hati semakin gelisah selain itu kami salah dalam memilih tempat untuk mendirikan tenda yang mana tempat tersebut memang jalan air. Disitulah kami semua diuji hari semakin malam dan ngantuk tetapi tenda kami kebanjiran.

ankaranarenva.wordpress.com

Di dalam tenda tersebut terdapat 5 orang semua tertidur hanya tinggal saya seorang bahkan saya tidak tidur sama sekali malam itu, bagaimana bisa tidur sedangkan di bawah tenda banyak air yang membuat tenda basah mau tidur juga tempatnya kurang lega dan akhirnya saya memutuskan duduk saja dengan posisi kaki tidak bisa gerak.

Gagal Muncak

alihamdan.id

Hujan reda sekitar jam 03:00 karena tak lama setelah itu suara murottal sebelum subuh terdengar ramai kamipun bergegas keluar tenda, saya kira udara di luar tenda tidak terlalu dingin ternyata lebih dingin berkali lipat dari pada berada di dalam tenda.

Seluruh barang yang kami bawa basah dengan kesepakatan bersama pendakian tidak dilanjutkan packing tenda kemudian turun di tengah perjalanan kaki saya terasa sakit makin lama makin kaku ternyata hypotermia penyakit yang sering di derita para pendaki pemula.

Sampai pos 1 kami istirahat mampir di salah satu warung sebagian teman memesan kopi sebagian yang lain ke kamar mandi termasuk saya, setelah dari kamar mandi kaki saya sama sekali tidak bisa gerak  akhirnya teman-teman sepakat untuk menggendong saya ketika turun.

Jarak antara pos 1 dan basecamp cukup jauh namun di situlah solidaritas muncul. Sesampainya di basecamp kami istirahat sebentar di lanjutkan dengan tawar menawar kendaraan yang akan kami tumpangi menuju terminal, harga sudah deal kami langsung naik dan berangkat.

Perjalanan Pulang

priapecintaala.wordpress.com

Singkat cerita sampailah di terminal Garut karena saya masih belum pulih akhirnya kelompok kami pisah sebagian pulang sedangkan saya dan salah satu teman mampir ke kerumah saudara di daerah Bandung untuk numpang penginapan sambil menunggu pemulihan kaki saya.

Setelah kaki lumayan pulih kamipun bergegas pulang dan diantar hingga terminal Leuwipanjang Bandung. Pas naik bus ternyata gak punya ongkos terpaksa kami meminjam uang dari saudara teman.

Alhamdulillah dipinjemin, ga pake lama langsung masuk bus dan tertidur bangun-bangun sudah ada di Bogor saya bergegas menghubungi abang untuk dijemput di terminal setelah menunggu beberapa menit jemputan pun datang  dan samapailah kami dirumah masing-masing.

Baca Juga: Pantai Nanggelan di Jember Jawa Timur

Leave a Comment