Mempelajari masalah sosial tentu sangat penting untuk bekal kehidupan sehari-hari.
Dengan mempelajari berbagai masalah sosial yang ada di masyarakat akan menumbuhkan rasa saling mengormati antara satu sama lain dan akan sangat fleksibel dalam mengatasi masalah.
1. Pengertian Masalah Sosial
Secara umum yang dimaksud masalah sosial adalah suatu masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
1.1. Menurut Para Ahli Sosiologi
- Soerjono Soekanto: Suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
- Soetomo: Suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebgian besar warga masyarakat.
- Lesi: Suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karena itu perlu untuk diatasi atau diperbaiki.
- Vincent N. Parrillo dalam Soetomo (2013) : Merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu. Suatu kondisi dianggap sebagai masalah sosial, namun hanya terjadi dalam waktu singkat dan menghilangkan bukan termasuk masalah sosial.
- Martin S. Weiberg: Suatu situasi yang dinyatakan sebagai keadaan yang bertentangan dengan nilai-nilai terhadap masyarakat yang cukup penting, di mana masyarakat telah sepakat melakukan suatu tindakan untuk merubah situasi tersebut.
- Arnold Rose: Suatu situasi yang telah berpengaruh kepada sebagian besar masyarakat sehingga mereka yakin bahwa situasi itulah yang membawa kesulitan bagi mereka dan situasi tersebut bisa diubah.
2. Bentuk dan Contoh Masalah Sosial
2.1. Kemiskinan
Yang pertama yaitu kemiskinan, diartikan sebagai suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Menurut sejarah, kondisi miskin dan kaya secara berdampingan tidak termasuk masalah sosial, sampai ketika perdagangan berkembang dengan pesat dan memunculkan nilai-nilai baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai masalah sosial.
Di dalam masyarakat yang mempunyai susunan organisasi bersahaja, kemungkinan tidak menjadi masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semua ini sudah ditakdirkan.
Kemiskinan menjadi suatu masalah sosial apabila mereka sadar, ternyata mereka gagal dalam memperoleh lebih dari pada apa-apa yang sudah dimiliki dan di dalam hati akan timbul perasaan ketidakadilan.
Dalam masyarakat modern, masalah kemiskinan dilihat dari suatu keadaan di mana seseorang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi standar kehidupan di lingkungannya.
Contoh, ada salah satu keluarga yang tidak mempunyai televisi, motor, sementara para tetangga yang ada disekitar mempunyai barang-barang tersebut. Hal seperti inilah yang bisa menjadikan kemiskinan sebagai masalah sosial.
Secara sosiologis, penyebab timbulnya problem tersebut karena dari salah satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, lebih tepatnya lembaga kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang ekonomi.
2.2. Kejahatan
Kejahatan terjadi karena sebuah kondisi dan proses sosial yang sama lalu menghasilkan perilaku sosial yang berbeda. Kejahatan bisa terjadi karena proses imitasi pelaksanaan peran sosial, kompensasi, asosiasi diferensiasi, konsepsi diri, identifikasi, dan kekecewaan yang agresif.
Perilaku jahat ini biasa dipelajari melalui pergaulan dengan pelaku kajahatan. Menurut E. H. Sutherland situasi seperti ini dinamakan sebagai proses asosiasi yang diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut merupakan suatu akibat dari interaksi dengan perilaku kejahatan tadi.
2.3. Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga ialah perpecahan keluarga sebagai satu unit, karena para anggotanya gagal dalam memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan sosial.
Macam bentuk disorganisasi keluarga seperti buruknya komunikasi antar keluarga, perceraian, meninggalkan keluarga seperti perah atau dihukum, dan terganggu jiwanya (gila) yang terjadi pada salah satu dari pihak keluarga.
2.4. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Pada umumnya masalah ini ditandai dengan 2 ciri yang berlawanan yaitu: Keinginan untuk melawan dan sikap yang apatis. Keinginan untuk melawan antara lain ialah ditujukan dalam bentuk radikalisme. Sedangkan sikap yang apatis contohnya, penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran miral generasi tua.
Dalam masyarakat yang sedang mengalami masa perubahan dari generasi muda seakan-akan terjepit antara norma-norma lama dan baru (yang kadang juga belum terbentuk). Generasi tua seolah-olah tidak menyadari bahwa sekarang ukurannya bukan usia tetapi kemampuan.
Generasi muda tidak diberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Dalam masyarakat perkotaan, kondisi seperti ini diperparah dengan kurangnya perhatian orang tua kepada anak. Para orang tua tidak memiliki waktu cukup untuk mendampingi perkembangan si buah hati karena kesibukkannya dalam mencari nafkah atau mengejar prestasi.
Dengan demikian makan akan timbul suatu masalah-masalah sosial seperti di bawah ini:
Personal sens if value yang kurang ditamkan oleh orang tua.
Timbulnya pemuda kelompok atau organisasi informal yang tingkah dan perilakunya tidak disukai oleh kebanyakan masyarakat.
Timbulnya usaha generasi muda untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat, yang disesuaikan dengan nilai-nilai kaum muda.
2.5. Peperangan
Peperangan adalah sebuah bentuk pertentangan antara kelompok atau masyarakat (termasuk negara) yang pada umumya diakhiri dengan suatu akomodasi. Biasanya peperangan melibatkan beberapa kelompok atau masyarakat dari berbagai macam lapisan masyarakat.
Dampak dari peperangan ini menyebabkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan, baik itu dari negara yang menang maupun negara yang kalah.
2.6. Pelanggaran Terhadap Norma-norma Masyarakat
- Pelacuran
Diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan tindakan-tindakan sexual dengan tujuan mendapatkan upah. Faktor-faktor yang mempengaruhi bisa dari luar maupun tumbuh dalam diri sendiri.
Faktor yang timbul dari diri antara lain, nafsu sexual tinggi, sifat malas, dan keinginan untuk hidup yang lebih mewah. Faktor luar yaitu dari ekonomi dan urbanisasi.
- Delinkuensi Anak-anak
Delinkuensi anak-anak atau biasa disebut dengan kenakalan remaja yang umumnya berupa perilaku dan tindakan yang tidak disukai masyarakat, seperti kebut-kebutan, perkelahian, meminta-minta uang atau barang secara paksa, dan lain-lain. Biasanya remaja seperti ini tergabung dalam organisasi semi formal seperti geng atau kelompok-kelompok preman.
- Alkoholisme
Persoalan ini bukan terletak pada boleh dan tidaknya, akan tetapi bagaimana, bilamana, dalam kondisi yang seperti apa. Misal, seseorang mabuk di tengah jalan dan mengganggu lalu lintas atau menenggak minuman keras ketika berkendara yang itu semua membahayakan dan menyebabkan kecelakaan serta meninggalnya beberapa orang.
Baca artikel terkait: Struktur Sosial Masyarakat
3. Faktor Penyebab Masalah Sosial
Menurut Soerjono Soekanto faktor penyebab terjadinya masalah sosial ada 4 yaitu:
3.1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi maksudnya adalah faktor ketidakmampuan individu atau kelompok dalam mencukupi kebutuhan hidup secara layak.
Masalah ekonomi ini tidak hanya dalam kondisi kekurangan ekonomi saja tetapi juga dalam pengaturan, distribusi, dan produksi yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi bangsa yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat adil dan merata.
3.2. Faktor Budaya
Faktor budaya disebabkan karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial pada pola masyarakat yang heterogen atau multikulturan.
Contohnya adalah kenakalan pada remaja, diskriminasi, pernikahan usia dini, perceraian, dan eksploitasi lingkungan.
3.3. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan masalah yang timbul akibat adanya ketidaksesuain keadaan lingkungan yang berpotensi menibulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat.
Contoh faktor biologis ini biasanya seperti penyakit wabah yang menular, virus penyakit baru yang disebut HIV-AIDS, COVID-19), serta makanan beracun.
3.4. Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial.
Contoh faktor psikologis ini biasanya pemahaman penyimpangan dari ajaran agama yang jika diamati secara detail yang tidak masuk akal, serta munculnya raja-raja palsu dan gerakan separatis anti pemerintah.
5. Ciri-ciri Masalah Sosial
- Masalah yang muncul mencerminkan atau terkait dengan kesadaran moral dari anggota masyarakat yang berdasar pada nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat tersebut.
- Munculnya keresahan umum dalam masyarakat yang berarti bahwa telah terbentuknya suatu persepsi terhadap ancaman yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
- Timbulnya suatu kesadaran bahwa masalah tidak dapat diatasi sendiri tetapi harus ada kerjasama sesama anggota masyarakat.
Makasih atas ilmunya sangat membatu saya dalam menambah menyelesaikan tugas..
Sama-sama kak
kak boleh tanya buku apa yang dipake. saya kesusahan untuk mencari teori isu sosial. apakah isu sosial dan masalah sosial itu sama ya?
Kebetulan ini pelajaran waktu saya SMA diambil dari buku Sosiologi “Yudhistira”
Kalau isu sosial saya ngga pernah dengar.
kak ini materi kelas berapa?
Rangkuman dari saya kelas 1 sampai 3 sma