Pengertian dan Rumus Daya Listrik Beserta Contohnya

Salah satu materi yang diajarkan dalam pelajaran Fisika ialah daya listrik. Banyak orang yang merasa materi ini susah dan melupakannya begitu saja.

Padahal, sebenarnya materi ini sangat berguna, lho. Terutama di kehidupan nyata. Pengetahuan mengenai daya listrik akan sangat berguna di kehidupan sehari-hari. Ketahuilah selengkapnya mengenai pengertian daya listrik di ulasan ini.

Meskipun kelak pembaca tidak bekerja di bidang kelistrikan atau elektronik, dalam kehidupan sehari-hari pembaca harus berurusan dengan alat elektronik dan sebagainya.

Untuk itu, sudah semestinya pembaca mengetahui dan bisa mengaplikasikan materi tentang daya listrik. Cari tahu pengertian daya listrik, rumus, serta contoh soalnya berikut:

1. Pengertian Daya Listrik

Electrical power dijelaskan sebagai energi listrik yang mengaliri sebuah rangkaian listrik per detiknya. Sementara itu, kata daya sendiri juga bisa diartikan sebagai laju dari sebuah aliran energi.

Beban yang terhubung sumber energi tegangan listrik menyerap sejumlah daya listrik untuk menjalankan fungsinya. Singkat kata, daya listrik ialah total energi yang dikonsumsi dari sebuah rangkaian listrik.

Besar dan kecilnya daya listrik pada setiap rangkaian listrik tentu berbeda-beda. Ini tergantung pada besarnya beban yang dihubungkan dengan sumber energi listrik.

Misalnya saja seperti lampu dan mesin pemanas. Kedua alat elektronik tersebut menyerap daya listrik dalam jumlah yang berbeda sesuai dengan beban dan fungsi dari alat tersebut.

Fungsi kedua benda ini tentu saja berbeda. Lampu pijar menyerap listrik dari sumber guna mengubahnya menjadi cahaya.

Sementara mesin pemanas menyerap listrik dari sumbernya untuk mengubah listrik menjadi panas. Energi panas inilah yang kemudian dipakai untuk memanaskan berbagai hal. Ada indikator untuk mengetahui jumlah daya listrik yang diperlukan.

Indikator yang dimaksud ini ialah satuan watt. Nilai watt pada alat elektronik menjadi indikator besarnya daya listrik yang perlu diserap.

Semakin besar nilai watt pada alat elektronik artinya semakin besar juga daya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan alat. Biasanya pada setiap kemasan alat elektronik terdapat informasi nilai watt yang diperlukan.

Sebagai tambahan informasi, daya listrik juga bisa didefinisikan berbeda jika dilihat dari konsep usaha. Dari sudut pandang ini, daya listrik dilihat sebagai besarnya usaha yang diserap untuk memindahkan muatan per satuan waktu.

Dari definisi ini dapat diperoleh rumus untuk menghitung daya listrik. Ketahui pembahasan dan cara hitung selengkapnya dari ulasan berikut di bawah ini.

2. Rumus Daya Listrik

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pengertian daya listrik sebagai besarnya usaha yang diserap untuk memindahkan muatan per satuan waktu menghasilkan rumus hitung daya listrik. Rumus tersebut dituliskan menjadi: P = E/t yang bisa dibaca menjadi daya listrik sama dengan energi listrik (Joule) dibagi dengan waktu (detik).

Daya listrik dituliskan dengan huruf P yang berarti Power, sebutan daya listrik menurut satuan internasional (SI). Sementara itu, hasil dari perhitungan rumus di atas akan memberikan hasil berupa jumlah daya listrik dalam satuan watt, yang disingkat dengan huruf W. 

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa, watt = joule/detik. Satuan watt juga memiliki satuan turunan. Contohnya seperti 1 miliwatt yang berarti 0,001 watt. 1 Kilowatt berarti 1.000 watt, sementara 1 Megawatt berarti 1 juta watt

Dengan adanya turunan satuan ini, pembaca bisa mendapatkan hasil hitungan yang lebih ringkas. Selain rumus P = E/t, masih ada rumus lain untuk mencari daya listrik. Rumus ini sebaiknya digunakan saat tidak diketahui besaran dari energi listrik dan waktu.

Adapun rumus yang dimaksud ialah P = V x I. Selain itu, rumus tersebut juga bisa dikembangkan menjadi P = V2/R atau P = I2R.

Masing-masing simbol diartikan P merupakan daya yang dicari, V ialah tegangan listrik (Volt), I ialah arus listrik (Ampere), serta R ialah hambatan (Ohm).

Rumus ini bisa diaplikasikan untuk menghitung nilai daya listrik dengan menggunakan informasi atau data tegangan listrik, arus, dan jumlah hambatan dalam rangkaian listrik yang sudah diketahui.

3. Contoh Soal dan Pembahasan Daya Listrik

Usai mengetahui pengertian daya listrik beserta rumusnya di atas, kira-kira sudah paham atau belum? Untuk lebih mengetahui cara menghitung daya listrik yang benar, sebaiknya pembaca mencoba mengerjakan contoh soalnya.

Dengan mempelajari contoh soal, pembaca bisa mengaplikasikan rumus daya listrik secara langsung. Berikut contoh soal dan pembahasannya:

1. Sebuah kulkas memerlukan tegangan sebesar 450V serta arus listrik sebesar 2 Ampere. Agar kulkas tersebut bisa dioperasikan, berapakah daya listrik yang diperlukan?


Pembahasan :

Dari soal di atas sudah diketahui ada 2 nilai yang diketahui. Pertama ialah tegangan sebesar 450 V dan kedua ialah arus listrik sebesar 2 Ampere.

Kemudian, yang ditanyakan ialah jumlah daya listrik yang diperlukan. Dengan demikian pembaca bisa langsung memasukkan angka ke dalam rumus dasar daya sama dengan tegangan dikalikan arus listrik.

P (watt) = 450 Volt x 2 Ampere, P = 900 watt. Dengan demikian berarti daya listrik yang dikonsumsi kulkas untuk beroperasi ialah sebesar 900 watt.

2. Dalam sebuah rangkaian listrik lampu pijar, terdapat sumber tegangan sebesar 50V dengan 2 buah hambatan yang masing-masing sebesar 5 Ohm. Agar lampu pijar bisa menyala, berapakah jumlah energi listrik yang diperlukan?


Pembahasan:

Dari soal tersebut diketahui bahwa tegangan dari sumber listrik sebesar 50V. Sementara itu terdapat 2 buah hambatan dengan nilai masing-masing 5 Ohm. Jumlahkan hambatan terlebih dahulu dan masukkan nilai ke dalam rumus P = V2/R.

P = V2/R
P = 502/(5+5)
P = 502/10
P = 2.500/10
P = 250 W

Dengan demikian berarti jumlah daya listrik yang diperlukan agar lampu pijar bisa menyala ialah sebesar 250 watt.

4. Persamaan

Tambahan informasi ini diperuntukkan jika variabel yang diketahui hanyalah tegangan listrik serta hambatan. Dengan dua variabel ini yang diketahui, pembaca tidak bisa menggunakan rumus dasar P = VI.

Untuk mengatasinya, pembaca bisa menghitung daya listrik dengan menggunakan persamaan menurut konsep hukum hambatan (Ohm). Diketahui bahwa persamaan hukum hambatan dirumuskan menjadi V = I x R. Artinya, apabila hanya diketahui tegangan dan hambatan maka rumusnya menjadi I = V/R.

Rumus ini bisa dimasukkan langsung ke rumus dasar pencarian daya listrik dasar di atas. Simak contoh soalnya berikut ini:

1. Diketahui sebuah rangkaian listrik mesin giling memiliki tegangan sebesar 24 V dan hambatan dalam rangkaian besarnya 3 Ohm. Berapa daya listrik yang perlu dikonsumsi untuk mengoperasikan mesin giling ini?


Pembahasan:

Dari soal diketahui tegangan mesin sebesar 24 V dan hambatan 3 Ohm. Maka masukkan saja dalam rumus sebagai berikut: I = V/R menjadi I = 24/3, dengan demikian diperoleh hasil I = 8 A. Berapa jumlah daya listriknya? Masukkan ke rumus dasar daya listrik.

P = V x I
P = 24 x 8
P =  72 W.

Jawabannya berarti mesin giling bisa dioperasikan dengan daya listrik sebesar 72 watt.

Itulah ulasan selengkapnya mengenai pengertian daya listrik, rumus, contoh soal, serta persamaannya. Semoga dengan ulasan di atas pembaca bisa lebih mudah memahami dan menghitung jumlah daya listrik yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Leave a Comment