Hukum OHM

Dalam rumpun pengetahuan alam, tentu mengenal tentang kaidah ilmiah. Dimana hukum yang cukup populer yakni kaidah atau hukum Ohm.

Di dalamnya membahas kelistrikan, yang menghubungkan suatu tegangan pada arus. Tentunya, dalam ketentuan tersebut terdapat ketentuan dan bunyi dari teorinya. Nah, untuk lebih jelasnya bisa simak penjelasan berikut.

Mengenai Hukum Ohm

Sesuatu yang sangat penting untuk keberlangsungan sebuah rangkaian elektronik serta elektrik. Jadi, Ohm ini yakni kaidah sangat erat kaitannya bersama arus, resisten seperangkat linier, beserta tegangan. Dalam, hal ini dipakai dalam penentuan dari nilai suatu resistor yang sangat penting pada keterkaitan atau rangkaian.

Kaitannya dengan penentuan arus, hukum ini penting pada arus mengalir beserta ukuran voltase dengan lintasan hambatan. Selain itu, kaidah ohm dipakai pada kalkulasi dalam semua bentuk hubungan elektrik. Sehingga intinya, kaidah ini suatu ilmu yang termasuk di Fisika dengan menyatakan hubungan perihal kelistrikan.

Baca juga: Inilah Fungsi dan Jenis Induktor

Awal Mula Kemunculan Hukum Ohm Serta Faktanya

Pada penciptaan suatu hukum tentu memiliki sejarah yang mendasari kemunculannya tersebut. Seperti halnya dengan kaidah pada Ohm, dimana jumlah suatu arus elektrik mengalir bersama konduktor. Hal ini, haruslah berbanding lurus perbedaan potensial yang dipakai.

Dimana, suatu kawat menyatakan kepatuhan kaidah ohm yang pada polaritas serta ukuran tidak akan tergantung dari nilai resistensi. Meskipun begitu, pernyataan tersebut tidak terlalu diberlakukan. Sehingga, istilah dari hukum tersebut hanya untuk historis saja. Adapun fakta dari sejarah yang ada adalah berikut:

  • Nama Ohm merupakan suatu nama yang berasal dari seorang ahli fisika dan matematika Jerman yakni George S. Ohm. Dimana, dalam kurun waktu 1787 sampai 1854.
  • Fisikawan Jerman menerbitkan artikel dengan judul Galvanis Circuit Mathematical Investigated pada 1827. Dalam hal ini, bertujuan untuk pengembangan teori Ohm.
  • Nah, dalam suatu eksperimen di artikel, kaidah ini menemukan suatu hal menarik. Dimana, apabila terdapat tegangan konstan, maka arus sirkuit tidak akan dapat sebanding dengan sirkuit. Jadi, saat adanya peningkatan perlawanan, maka arus akan terhenti, serta saat arus pada resistensi turun.
  • Kemudian, dalam Ohm juga menemukan bahwa apabila ada resistensi yang konstan. N maka di setiap arusnya akan sebanding dengan bagian voltasenya. Hal itu terjadi, ketika suatu tegangan naik, lalu arus naik. Bisa juga saat ketegangan mengalami penurunan.

Bunyi Hukum Ohm

Penciptaan Ohm ini memang sangatlah bermanfaat di dunia elektrik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu sangat berkaitan erat dengan kelistrikan. Dalam kaidah hukum tersebut memiliki bunyi yakni apabila terdapat jumlah dari arus listrik atau I. 

Kemudian, jumlah arus tersebut telah mengalir lewat konduktor baik langsung maupun tidak. Berkaitan dengan perbedaan dari potensial atau tegangan dengan simbol V. 

Selain itu, hambatan atau resistensinya dengan symbol R tidak proporsional. Dengan demikian, suatu kuat aliran pada hubungan akan sebanding terhadap tegangan ujung rangkaian, serta dengan resistensi akan berbanding terbalik.

Rumus Kaidah atau Hukum Ohm

Rumus Kaidah atau Hukum Ohm

Telah dipaparkan pada bunyinya, bahwasanya Ohm mempunyai symbol. Dimana, symbol-simbol tersebutlah yang dirangkai sedemikian rupa hingga menghasilkan rumus. Tentunya, melewati proses panjang sehingga menghasilkan suatu rumus yang diterapkan hingga sekarang. 

Dalam hal ini dikenal terdapat symbol V, yang mana merupakan tegangan elektrik maupun voltase dengan satuan volt. Ada juga R, yang dikenakan sebagai resistensi dengan satuan ohm. Selain itu, ada I untuk aliran elektrik yang ada dengan satuan A (ampere). 

Dijelaskan pada bagian bunyi dari kaidah Ohm. Maka, dengan matematis dituliskan bahwa rumus ohm adalah V sama dengan I dikali R. Dengan begitu, ketika akan menghitung arusnya maka rumusnya yakni I sama dengan V dibagi R. 

Apabila R nya yang akan dicari maka rumusnya R sama dengan V dibagi I. Sebenarnya rumus kaidah Ohm ini mudah saja diingat, sebab hanya ada tiga simbol yang digunakan. Penggunaan rumusnya pun hanya diputar-putar saja.

Baca juga: Pengertian Volmeter

Contoh Soal serta Pembahasan dari Kaidah Ohm

Untuk lebih memahami mengenai kaidah ohm ini. Maka, disini diberikan mengenai contoh dari persoalan kaidah beserta pembahasannya. Sebab, tidak akan terlepas dari persoalan, apalagi jika masih dibangku sekolah. Maka, untuk ilmu sains atau yang berkaitan akan bertemu dengan Ohm ini. Nah, berikut contoh soalnya:

1. Soal Pertama Beserta Pembahasannya

Terdapat hubungan elektrik yang sederhana, dapat menyuplai suatu daya bersama tegangan yakni 10 Volt. Kemudian, ada resistensi yaitu 5 ohm. Maka dari itu, carilah besar kuat I atau arus yang ada di rangkaian tersebut?

Pembahasan:

Seperti yang diketahui bahwa V bernilai 10 volt. Lalu, hambatan atau resistensinya adalah 5 Ohm. Dari pertanyaan diatas yang ditanyakan adalah mencari I atau kuat arusnya. Jadi, rumusnya yakni I sama dengan V dibagi R. Maka, dari itu, I = 10/5= 2 ampere.

2. Soal Kedua dengan Pembahasannya

Suatu voltase pada rangkaian dengan nilai 34 volt. Sedangkan, arusnya diketahui 20 mA. Untuk itu, berapa nilai hambatannya?

Pembahasan:

Untuk menjawabnya, langkah pertama adalah sesuaikan dulu semua dengan satuan standar. Dengan demikian, arusnya yang tadinya 20mA maka jadi 0.02 A. Setelah itu, masukkan semua yang diketahui ke dalam rumus yakni R = V/I. Jadi, R = 34/0,02 sama dengan 1700 ohm.

Penerapan Hukum Ohm di Keseharian

Kaidah ini bisa dijumpai pada keseharian, yang mana terdapat benda menerapkan hukum tersebut. Penerapan Ohm pada peralatan harian memang banyak dan itu merupakan benda yang terdapat rangkaian kelistrikannya. Adapun, berikut beberapa hal yang mengaplikasikan Ohm di keseharian:

1. Pemanas Listrik

Seperti yang diketahui bahwa pemanas listrik ini sangat bermanfaat ketika musim dingin di semua penjuru dunia. Dalam pemanas tersebut terdapat kumparan logam dengan hambatan yang tinggi. 

Dengan demikian, akan memunculkan arus yang akan mengalir, sehingga terciptanya panas. Nah, dalam penyuplaian daya di pemanas menggunakan kaidah Ohm.

2. Pengisi Daya Hp atau Laptop

Kemudian ada pengisi daya atau charging, yang mana di dalamnya menggunakan catu daya yakni DC. Dimana, dalam pengoperasiannya DC tersebut akan memberikan suatu tegangan variable keluaran. Hal tersebut, berdasarkan hambatan yang ada bersama keseluruhan pengendalinya ada pada hukum Ohm.

3. Sekring

Selanjutnya, benda yang menerapkan kaidah Ohm ini yakni Sekring. Terdapat komponen untuk proteksi yang melakukan pembatasan jumlah aliran. Pada rangkaiannya, ditetapkan suatu voltase yang dihubungan perangkat. Dalam hal ini, Ohm dikenakan untuk tahu hambatan mana yang akan digunakan.

4. Setrika Listrik Serta Ketel

Ada pula ketel serta setrika yang mana di dalamnya terdapat banyak hambatan atau resistor. Dalam pengerjaannya tersebut, resistor digunakan untuk membatasi arus yang ada. Ketika pemberian panas yang dibutuhkan. Penggunaan resistor tersebut, dikendalikan berdasarkan ketentuan dalam kaidah Ohm.

Demikian penjelasan mengenai hukum Ohm mulai dari pengertian, sejarahnya hingga rumus yang telah ditentukan. Dalam kaidah Ohm juga terdapat banyak sekali yang di aplikasikan pada benda yang sering dijumpai. Hal ini, karena dalam kaidah Ohm memang sangat berguna, bagi kehidupan sehari-hari.

Leave a Comment